Aep Syaepuloh, S.E. (foto:net) |
KarawangNews.com - Survei suara pemilih dari Partai Nasdem dan PKS melalui lembaga survei Indikator telah merilis tingkat elektabilitas tertinggi, bagi bakal calon bupati petahana Aep Syaepuloh sebagai magnet elektoral yang unggul dalam survei mencapai 88,6 persen di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Dian Fahrud Jaman. (foto:sky) |
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Nasdem Kabupaten Karawang, Dian Fahrud Jaman menyebut, survei tersebut merupakan akumulasi survei pada periode 20-21 Mei 2024 lalu, berdasarkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Bupati Karawang, H.Aep Syaepuloh, S.E selama ini.
Ia merasa optimis mendapatkan hasil maksimal dari lembaga survei Indikator itu, yang telah melakukan berbagai simulasi survei menjelang perhelatan Pilkada yang akan digelar 27 November mendatang. Dikatakannya, kurang lebih empat bulan lagi menuju pelaksanaan butuh kerja sangat ekstra untuk mengimbangi elektabilitas calon bupati petahana Aep Syaepuloh yang jauh melesat.
"Dengan waktu empat bulan ke depan, rasa-rasanya sulit untuk bisa mengalahkan atau mendekati hasil survei tingkat elektabilitas dari incumben dengan siapa pun, mencapai 88,6 persen saat ini," kata Dian Fahrud Jaman dalam pemaparannya di hadapan awak media di aula salah satu resto ternama di Kabupaten Karawang, Selasa (30/7/2024).
Dalam kesempatan itu juga, Dian menyampaikan, Bupati Aep telah berhasil membangun citra positif di masyarakat hingga mencapai 70 persen puas dengan kinerjanya. Karena itu sangat menjadi modal untuk elektoral yang kuat.
"Haji Aep, kita simpulkan telah berhasil melakukan personal brandingnya, memiliki citra yang positif di masyarakat, tetapi kita ingat politik ini masih dinamis, kita tidak bisa putuskan Pilkada di hari ini, karena masih banyak variabel - variabel yang mau menentukan di Pilkada pada November mendatang," ulasnya.
Hal senada disampaikan Ketua DPD PKS Karawang, Budiwanto mengatakan, pada Agustus nanti akan melakukan survei sekali lagi, juga dengan koalisi partai politik akan menentukan calon wakil bupati, yang diakuinya dalam Pilkada itu emosional politiknya sangat berbeda dengan Pileg. Dinamika politiknya sangat drastis.
"Boleh jadi nanti keputusan-keputusan politik itu menjelang pendaftaran. Yang jelas kita melakukan kebijakan dalam survei nanti, intinya untuk menentukan calon wakil bupati, harapannya pasangan untuk calon bupati yang kita usung dapat saling menguatkan, sehingga kita punya pigur yang elektabilitasnya tinggi dan juga semua mesin partai yang bergerak maksimal," ujarnya. [Sukarya]