(foto:net) |
KarawangNews.com - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Karawang, Jawa Barat, jalin kemitraan Memorandum of Understanding (MoU) dengan salah satu media hingga Rp 25 juta rupiah per tahun jadi beking berita miring.
Pernyataan tersebut dilansir dari etika news, mengutip yang disampaikan Bendahara Disnaker Karawang, yang tidak mau disebutkan nama lengkapnya, RN mengaku, Disnaker Karawang sediakan anggaran untuk kemitraan dan publikasi hanya Rp49.880.000 per tahun.
Disampaikan RN melalui jejaring selulernya menegaskan, karena yang di posting itu berita-berita doang, tetapi kalau ada berita jelek tentang Disnaker Karawang, tidak diback up. Maka datanglah salah satu media lalu membuat MoU untuk setahun itu dengan bayar Rp 25 juta untuk mem back up berita jelek Disnaker Karawang.
"Pokoknya kalau ada berita jelek dia (salah satu media) langsung push pemberitaan kerahkan admin buat nolong Disnaker. Akhirnya kami MoU dengan dia (salah satu media) setahun Rp 25 juta. Sebenarnya kita ada uang itu buat bayar ke salah satu media sebulan itu Rp 2.500.000," ungkap RN, Selasa (11/6).
Lanjutnya menyampaikan, kalau media tidak memback up pemberitaan, media tidak dapat anggaran kemitraan seperti media ini. "Soalnya MoU nya resmi," terang dia.
Lebih jauh ia mengatakan, kalau wartawan yang biasa datang kesini kan kadang tidak ada link pemberitaannya. Pas kemarin dicek anggarannya tinggal Rp 2.6 juta, tidak cukup sampai Desember. "Ini aja ada 65 media yang belum kita bayar," papar RN.
"Aku kemarin sudah ngomong tolong diback up Disnaker nya, kepada wartawan-wartawan yang suka kesini. Jadi jangan disalahin Disnaker nya doang. Aku kesel ditagih-tagih melulu sedangkan nanti aku disangkanya korupsi," ucapnya.
Padahal anggaran ini buat MoU sama salah satu media ini, hingga Rp 25 juta untuk memback up pemberitaan yang jelek-jelek.
Jadi bukan di kita ingkar janji atau gimana. Harusnya buat setahun tiba-tiba bulan sekarang sisa tinggal Rp 29.6 juta saja.
"Pokoknya untuk memback up pemberitaan Disnaker Karawang oleh media ini. Itupun datangnya bulan Maret. Makanya wartawan dari Juni ke Oktober wartawan makin menumpuk," ujarnya. (**)