Kades Pancawati, Enjuh Juhana, S.H.,M.H. |
KarawangNews.com, - Kepala Desa Pancawati, Enjuh Juhana, S.H.,M.H, dari Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, menanggapi peristiwa warganya yang stunting akibat kurang gizi mendapat rujukan dirawat di RSUD Karawang dan sekarang telah tertangani, selanjutnya dalam tahap pemulihan di rumah.
"Insyaallah, ke depannya apapun masalah di masyarakat terkait penanganan stunting atau gizi buruk, segera ditangani karena program ini sangat riskan harus kita tangani bersama," ucap Enjuh Juhana pada KarawangNews.com, Jumat (5/4/2024) sore.
Ia memaparkan, pihak desa tentu setelah mendapat informasi ada anak stunting itu, segera membantunya dengan dibuatkan KIS dan lalu membawa ke RSUD Karawang dengan mobil ambulance yang selalu disiagakan.
Lanjut Enjuh Juhana mengatakan, di Desa Pancawati kegiatan kader Posyandu tiap dusun di setiap Minggu aktif dijadwalkan keliling kontrol balita atau ibu hamil. Kemungkinan Meida Putri (9) ini lolos dari pantauan awal, kembali lagi ke keluarganya, aktif atau tidak kehadirannya di setiap kegiatan Posyandu desa. Kemudian untuk mencegah hal yang sama di masyarakat beri tahu kami agar segera dibantu.
"Untuk membantu penanganan stunting tersebut, pagu anggaran persentasenya sudah ada dari dana desa," terang dia.
Dikatakannya, turut prihatin terkait dengan adanya kejadian tersebut. Pemdes Pancawati mengimbau bagi masyarakat khususnya yang mempunyai anak balita atau ibu hamil agar rajin ke Posyandu supaya dapat terus terpantau.
Ia sangat berharap ada sinergitas dari masyarakat, terkait ibu hamil atau yang memiliki anak balita harus rajin dibawa ke Posyandu agar perkembangan kesehatannya terus terkontrol, supaya terpantau pemerintah sejak dini.
"Tolonglah harus rajin ke Posyandu, itukan gratis kita berikan vitamin dan pemeriksaannya pun tidak bayar," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan,-Seorang gadis kecil tersenyum lugu, tersirat di wajah rona bahagia setelah pulang dirawat dari RSUD Karawang. Pada saat ini tengah menjalani tahap pemulihan di rumah.
Anak perempuan itu pada bulan Mei mendatang genap berusia 9 tahun, dia adalah Meida Putri, anak ketiga dari tiga bersaudara beda ayah, yang tinggal di rumah kakeknya, Bah Duki (60).
Orang tuanya telah berpisah, ia dibesarkan sendiri bersama ibu yang bekerja serabutan, kadang berprofesi jadi seorang pedagang kue keliling, Maryati (35) asal dari Desa Pancawati, Kecamatan Klari, Karawang, Jawa Barat.
Sebelumnya dikabarkan Meida Putri (9) mendapat penanganan di RSUD Karawang dikarenakan mengalami sakit dengan kondisi tubuh perut buncit dan wajah pucat pasi menguning seperti mengidap kelainan penyakit dan diduga kekurangan gizi.
"Berat badannya Meida Putri ini kurang, kata dokter masuk pada anak stunting, dia mengidap Thalasemia, hemoglobinnya rendah, sulit makan hanya mau ngemil saja," terang Maryati pada KarawangNews.com, Kamis (4/3/2024) sore.
Diketahui Thalasemia adalah kelainan darah bawaan yang ditandai kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal.
Lanjut ia menuturkan dengan kondisi anak yang sedang sakit tersebut, baru mendapat bantuan setelah viral, baik dari desa atau pemerintah daerah. Ia mengaku selama ini kurang mendapat perhatian dan bantuan pemerintah, seperti Bansos dan yang lainnya.
"Kemarin itu dijenguk Bupati Karawang di RSUD, diberi uang sebesar Rp1 juta, biaya perawatan gratis didaptarkan ke BPJS kesehatan oleh pihak desa. Sebelumnya tidak ada, yang saya ingat mendapat bantuan itu ketika pada masa pandemi Corona," ucapnya.
Ditimpali sodara sepupunya, Ade (45) membenarkan pernyataan Maryati, tanpa tedeng aling-aling ia mengatakan, kalau bisa bantuan itu bisa berjenjang bukan hanya karena viral diberitakan.
"Mungkin juga setelah kejadian itu, sekarang dari pihak desa sudah mulai mendata dan mendaptarkannya, mudah-mudahan saja ketika ada program Bansos dapat terbantu," ungkapnya.
Penulis : Sukarya.