Kegiatan siswa kelas XII SMAN 1 Cikampek dalam ujian praktik kearifan lokal budaya Sunda. (Foto:sky) |
KarawangNews.com, - SMA Negeri 1 Cikampek guna memperkenalkan dan melestarikan kearifan lokal budaya Sunda. Dalam rangka penilaian ujian sekolah yang dikemas ke ujian praktik jenjang semester akhir dengan kolaborasi di 3 mata pelajaran, Bahasa Sunda, seni budaya dan olahraga.
Acara yang pertama kali digelar diikuti sebanyak 396 siswa dari 11 kelas XII di SMAN 1 Cikampek di Wilayah Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat.
Kepala SMAN 1 Cikampek Drs.H. Agus Setiawan, M.Pd mengatakan, tema besar dalam kegiatan ujian praktik ini adalah melestarikan budaya Sunda. Budaya itu bukan hanya bahasa tapi seperti pakaian dan juga benda.
"Anak-anak supaya bisa mengenal budaya Sunda maka diperkenalkan dalam ujian praktiknya, seperti upacara mapag cai atau tradisi hajat bumi, mereka mencari tahu seperti apa tata caranya, dan dikolaborasikan dengan ujian praktik lainnya," ujar Agus menyampaikan di hadapan awak media, Kamis (29/2/2024).
Lanjut Agus menuturkan dalam evaluasi kegiatan penilaian ujian praktik di SMA Negeri 1 Cikampek itu, merupakan kolaborasi antar mata pelajaran bahasa Sunda, seni budaya dan olahraga yang dinilai langsung dalam prosesnya oleh ke 3 guru dari mata pelajaran tersebut.
Drs.H. Agus Setiawan, M.Pd. |
Dikatakannya, untuk komunikasi dalam ujian praktik tersebut menggunakan bahasa Sunda. Lalu ada pentas budaya lainnya seperti Tarian dan Pencak Silat, juga ada praktik tata cara tradisi Hajat Bumi dengan menyiapkan sejumlah alat peraga, juga ada alat angkut hasil pertanian yang disebut Dongdang.
"Kita ketahui Karawang sebagai kota lumbung padi, petani kita biasa mengadakan tradisi hajat bumi, hal itu merupakan ungkapan dari rasa syukur mereka terhadap Tuhan dan berharap agar panen padinya semakin berlimpah," ujar Agus.
Selain itu, diterangkannya dalam tata cara kegiatan Hajat Bumi tersebut diperkenalkan juga pakaian Pangsi dan Kabaya busana Sunda kepada siswa dan siswi SMAN 1 Cikampek. Ia berharap anak-anak bisa memahami budaya Sunda, bisa melestarikan dan menghargai nilai tradisi dalam budaya Sunda.
"Utamanya itu, kita punya kearifan lokal kalau kita tidak menjaganya orang Sunda, lalu mau siapa?. Hanya orang Sunda lah yang harus memiliki 'sense of the belonging," tandas Agus. [Sukarya]