• Jelajahi

    Copyright © KarawangNews.com - Pelopor Media Online di Karawang
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Warga Protes Ribuan Hektar Sawah Kekeringan Dampak Proyek Normalisasi BBWS Jawa Barat

    Jumat, 29 Desember 2023
    Ujes Raharja tokoh pemuda tani Kecamatan Banyusari.


    KarawangNews.com, - Proyek rehabilitasi saluran Induk Tarum Utara bendung Walahar B,TUT 14. Merupakan 

    Proyek Strategis Nasional ( PSN ) salah satu proyek percontohan di Indonesia yang dibiayai World Bank yang dilaksanakan Kementerian PUPR bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri, dari hulu saluran Induk Jatiluhur, Purwakarta mengalir ke hilir terusan saluran induk bendung Walahar, Karawang, Provinsi Jawa Barat.


    Diketahui proyek rehabilitasi saluran Induk Tarum Utara bendung Walahar B,TUT 14 itu,  tepatnya saluran menuju ke 2 wilayah area pesawahan produktif di Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang dan area sawah Ciasem, Blanakan perbatasan Kabupaten Subang. Sekarang menuai polemik pasalnya, berdampak kekeringan terhadap sebanyak ribuan hektar sawah di wilayah tersebut.


    Dengan kejadian itu protes keras pun terjadi, puluhan petani yang tergabung dalam Forum Masyarakat Tani Banyusari (FMTB), kemudian melakukan audiensi di aula kantor Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang.


    Audensi yang menampung aspirasi keluhan para petani tersebut dimediasi Camat Banyusari, perwakilan pelaksana pekerjaan PT.Nindya Karya, perwakilan PJT, Ikatan Kepala Desa ( IKD ), Karang Taruna, Tokoh Masyarakat, dan perwakilan kelompok tani Karawang dan Subang serta untuk menjaga kondusifitas acara turut hadir aparat keamanan TNI-Polri.


    Pada kesempatan tersebut Ujes Raharja salah satu tokoh pemuda tani, sangat prihatin terkait dampak yang ditimbulkan akibat proyek rehabilitasi saluran induk bendung Walahar B,TUT 14, terhadap para petani dan buruh tani.


    "Dampaknya langsung terhadap para petani dan buruh tani, mereka yang sangat dirugikan akibat proyek pembangunan saluran irigasi seperti ini," ucap Ujes Raharja, Kamis (28/12/2023).


    Ia menyebut semestinya pelaksana  proyek harus punya cara, agar pembangunan tetap bisa jalan dan saluran air bisa berjalan untuk para petani, jangan sampai menjadi terhambat, ini bisa jadi krisis pangan sebab sebagian besar sumber penghidupan warga di wilayah itu dari pertanian "Karena ribuan hektar sawah masuk di wilayah Karawang dan perbatasan Subang sekarang terdampak kekeringan akibat proyek ini," terangnya.



    Di tempat yang sama Ketua Forum Masyarakat Tani Banyusari, Indra Sugara, S.H., mengatakan audensi ini, untuk mencari solusi jangka pendek dan jangka panjang, tuntutan para petani mendesak ke pelaksana pekerjaan PT.Nindya Karya dan pihak terkait lainnya "Proyek rehabilitasi saluran irigasi ini, bila tidak segera selesai dampaknya ke petani dan buruh tani akan menghadapi masa peceklik, kekurangan pangan, yang saharusnya mereka sudah mulai musim tanam padi akibat sawahnya kekeringan ini yang jadi penyebab kerugian mereka," tegas Indra Sugara.


    Lebih jauh Ia menyatakan bila tuntutan para petani tidak di tanggapi serius, maka langkah berikutnya akan segera dilakukan "Termasuk bila perlu mengambil langkah hukum, karena kurang lebih 807 hektar di Kecamatan Banyusari juga wilayah Cilamaya, juga masuk ke perbatasan Subang seluas kurang lebih 8000 hektar terdampak kekeringan," tambahnya.


    Sementara, Camat Banyusari, Drs.Iwan Ridwan F memaparkan adanya audiensi yang digelar masyarakatnya sebagai salah satu upaya menyampaikan aspirasi  terkait dampak dari proyek Balai Besar Wilayah Sungai ( BBWS ) Provinsi Jawa Barat, yaitu penurapan, perbaikan pintu air dan normalisasi atau proyek pembangunan saluran induk Tarum Utara bendung Walahar B,TUT 14.


    "Dampaknya dari 12 desa, ada 5 desa yang terdampak Desa Gembongan, Desa Pamekaran, Desa Mekarasih, Desa Gempolkolot dan Desa Gempol totalnya ada 807 hektar dari jumlah keseluruhan 4007 hektar di Kecamatan Banyusari," papar Camat Banyusari.


    Lanjutnya menjelaskan, karena air ditahan dalam kegiatan proyek itu, tentu terjadi keterlambatan musim tanam yang biasanya setelah bulan Oktober awal November dan pada bulan Desember sudah mulai traktor, tandur selama satu bulan. Karena hal tersebut jadi mundur waktu tanam.


    "Hasil dari kesepakatan bersama tadi disampaikan, dari pihak kontraktor PT.Nindya Karya akhir bulan Januari ini air akan digelontorkan, jadi atau tidak jadi, selesai atau tidak selesai proyek air ini akan disalurkan, dan mudah-mudahan masyarakat bisa memulai melakukan aktivitas untuk bercocok tanam," ungkap dia.


    Ia mengajak kepada masyarakat agar menjaga kondusifitas "Semua kendala dan permasalahan bisa diselesaikan bersama-sama dengan baik," ujarnya. [Sukarya]

    Kolom netizen

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam


    Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)

    Berita Terbaru

    lingkungan

    +