Foto Ilustrasi (ist) |
KarawangNews.com, - Beberapa kepala sekolah dan guru di berbagai tingkatan di Kabupaten Karawang, tengah dipusingkan dengan sejumlah oknum yang datang ke sekolah dan mengaku sebagai wartawan.
Pasalnya, mereka kerap melakukan intimidasi menjual berbagai produk, hingga berujung ke arah pemerasan dengan modus akan memberitakan dan melaporkan masalah di sekolah tersebut jika tidak memberikan nominal uang tertentu.
Salah satunya diceritakan kepala sekolah kepada awak media, ia menuturkan, orang yang mengaku wartawan tersebut kerap mendatangi sekolah dalam beberapa bulan terakhir ini.
Orang yang mengaku wartawan biasanya tidak datang sendiri, biasanya membawa teman-temannya. Bersama rombongan, mereka menanyakan perihal transparansi penggunaan dana BOS di lingkungan instansi pendidikannya.
"Mereka ini datangnya rombongan, bisa empat sampai enam orang kalau ke sekolah. Ngakunya dari media A, tapi yang saya tahu media itu enggak begitu familiar di Karawang ataupun di nasional," kata salah satu kepala sekolah tersebut saat berbincang dengan awak media, Senin 1 November 2023.
Teranyar salah seorang yang mengaku wartawan tersebut beberapa kali menghubungi guru dan kepala sekolah menanyakan terkait Dana Bos.
"Kemudian ujung-ujungnya akan melaporkan sekolah tersebut, meskipun sekolah tidak ada permasalahan apapun. Kadang mereka menyebutkan nilai nominalnya langsung," ujarnya
Menurutnya, orang yang mengaku wartawan tersebut ada juga yang meminta dana untuk cetak koran. Atau jual buku dan lainnya
"Yang minta dibantu nyetak koran kalau dikonversi nilainya bisa belasan juta rupiah," sebut salah satu guru di Kabupaten Karawang kepada media ini.
Sementara Koordinator Wilayah Forum Wartawan Jaya Indonesia (Korwil FWJI) Kabupaten Karawang Irfan Sahab mengomentari terkait maraknya orang yang mengaku wartawan. Menurutnya, hal ini yang mencederai marwah profesi wartawan.
"Tugas wartawan itu mulia. Memberikan informasi ke publik terkait sesuatu peristiwa. Dan melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan kode etik jurnalistik," ucap Irfan.
Dan kata Irfan pihaknya berharap kepada pihak sekolah untuk menolak bila ada orang yang mengaku wartawan yang ujung-ujungnya menjual sesuatu produk. Apalagi kalau mereka datangnya dengan mengorek - ngorek tentang keuangan, yang mereka sendiri juga belum tentu paham.
"Biasanya yang begitu-begitu ujung-ujungnya duit. Bukan wartawan itu. Apalagi kalau ada bahasa ancam mengancam. Laporkan saja," tegas Irfan.
Ketua FWJI Kabupaten Karawang berharap tindakan semacam ini merusak citra wartawan yang seharusnya menjalankan tugasnya dengan penuh integritas dan menjunjung tinggi kode etik jurnalistik.(**)