Foto : ilustrasi (ist) |
KarawangNews.com,- Ngeri, telah terjadi di Karawang, diduga aksi kekerasan fisik yang dilakukan oknum seorang tenaga pendidik terhadap anak di bawah umur, yang menerima perlakuan kasar yaitu pemukulan dari sosok panutan guru agama di sekolahnya.
Diduga perlakuan kasar tersebut diterima oleh siswa yang mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau setara Sekolah Dasar terjadi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Sebut saja Al usia anak kurang lebih 12 tahun belajar di kelas VI MI, mendapat perlakuan kasar diduga oleh oknum Kepala Sekolah.
Awak media mencari tahu dan mendapat informasi dari paman korban yang tidak terima keponakannya dianiaya, menceritakan keponakannya itu diduga dipukul lehernya oleh oknum guru yang juga seorang Kepala Sekolah, gara-gara tak mampu menghafal hapalan yang diberikan.
Hal itu diungkapkan H paman korban (Al) dengan nada kesal, menceritakan kejadian pahit sodaranya kepada awak media, Jumat, (15/9/2023).
"Keponakan saya dipukul hingga lehernya memar kemerahan dan tengkuknya terluka oleh oknum guru yang juga kepala sekolah. Alasannya, karena Al tidak bisa menghapal, hapalan yang diberikan oknum guru tersebut," ungkap H kepada wartawan.
"Keponakan saya ini tidak menceritakan langsung penganiayaan yang dialaminya kepada orang tuanya karena takut, namun bercerita kepada sepupunya, lalu sepupunya ini mengadukannya kepada orang tua Al. Katanya, waktu disekolah dia ijin ke Kamar Mandi, tiba-tiba begitu datang dari kamar mandi, oknum guru tersebut memberikan tes hapalan. Karena keponakan saya tidak bisa menjawab dengan benar, ya, begitu, keponakan saya ini malah dipukul," urainya kembali menjelaskan.
Ungkapan H, ini pun dibenarkan ayah korban (Al). Dihubungi melalui pesan whatsappnya, H. CC membenarkan jika putranya Al mengalami perbuatan tidak menyenangkan dari oknum gurunya.
Sebagai orang tua, H. CC pun meradang, Putra kesayangannya itu, harus menerima pukulan hingga lehernya memar memerah dan terluka hanya karena tidak lancar dalam hapalan.
"Benar, saya langsung shock, dan oknum guru tersebut juga sudah datang kerumah, dengan sebelumnya didatangi saudara kami yang juga anggota polisi, dimediasi oleh saudara kami itu," ucapnya lirih.
Menurut H. CC, Kejadian ini menyisakan trauma yang sangat berat bagi sang anak, sampai sempat Al tidak mau berangkat sekolah.
Tentu saja, aksi oknum guru tersebut sangat disayangkan, karena seharusnya seorang guru itu mampu bersikap bijaksana, mengayomi, membina dan mendidik siswanya dengan sabar dan telaten bukan dengan perlakuan kasar.
Pihak keluarga pun menuntut sang guru berinisial DS agar mempertanggungjawabkan perbuatannya itu. DS juga diketahui adalah Kepala Sekolah di Sekolah tersebut.
Sementara itu, Ketika awak media mencoba mengkonfirmasikan kejadian tersebut kepada DS dengan mendatangi langsung ke sekolah, salah seorang guru menyebutkan jika DS, hari ini, Senin (18/9/2023), tidak datang kesekolah sejak pagi. Dan mempersilahkan awak media datang lagi keesokan harinya.
"Bapak belum ada kesekolah dari pagi. Mungkin besok saja bisa kembali lagi," kata guru tersebut.
Setelah melakukan penelusuran, akhirnya awak media mendapatkan nomor telepon seluler DS. Dan mencoba mengkonfirmasikannya melalui pesan Whatsapp, namun ketika dikonfirmasi no telepon DS justru tidak aktif. (sky)