KarawangNews.com - Kasus pengeroyokan tiga wartawan di Desa Waluya, Kecamatan Kutawaluya yang diduga dilakukan oleh oknum perangkat desa beserta sejumlah orang tak dikenal (OTK), hingga kini belum ada "kejelasan".
Para terduga pelaku masih berkeliaran, termasuk otak pengeroyokan. Kondisi itu, memantik reaksi Ikatan Wartawan Online (IWO) Karawang. Mereka, akan turun ke jalan, jika kasus tersebut mandeg, belum juga ada penangkapan dan penetapan tersangka, dalan waktu dekat. Tak hanya menggelar aksi di Karawang, IWO juga akan membawa kasus ini ke tingkat lebih tinggi.
"Kita merasa prihatin dan miris. Sampai hari ini para terduga pelaku pengeroyokan masih berkeliaran bebas, belum ada penangkapan dan penetapan tersangka, termasuk otak atau dalangnya," ujar Ketua IWO Karawang, Ega Nugraha, kepada awak media, Rabu (9/3/2022).
Mirisnya, kata dia, dalam hal ini kepada beberapa media Kapolres Karawang berstatemen, kalau dirinya sudah memerintahkan jajarannya untuk segera menangkap dan mengungkap kasus tersebut.
Kapolres juga menyatakan pihaknya merespons cepat laporan tiga wartawan, korban pengeroyokan itu.
"Sampai kini belum ada penangkapan. Ya, kalau tidak segera ditangkap dan ditetapkan tersangka, juga menahannya, terpaksa kita turun ke jalan, gelar aksi," kata Ega.
Dijelaskan dia, kasus tersebut tak bisa dianggap sebagai kasus pribadi. Tapi merupakan kasus yang menimpa pada profesi jurnalis.
"Jika penanganannya setengah hati, ini akan menjadi preseden buruk buruk bagi keberadaan profesi kami, sebagai jurnalis. Bisa saja, kapan dan di mana saja, kasus serupa terjadi, karena mereka-mereka menganggap kasus seperti ini bisa selesai tanpa kurungan dan proses hukum," katanya.
Kata dia, kasus tersebut merupakan tindak pidana murni, premanisme dan kekerasan. Terlebih, ini dilakukan pada korban yang sedang menjalani tugas keprofesiannya, yang jelas-jelas dilindungi undang-undang.
"Aksi turun ke jalan adalah langkah yang akan kita lakukan. Tak hanya itu, kita pun akan melambungkan kasus ini ke tingkatan yang paling tinggi," tandasnya. [Rls/Yoz]
"Sampai kini belum ada penangkapan. Ya, kalau tidak segera ditangkap dan ditetapkan tersangka, juga menahannya, terpaksa kita turun ke jalan, gelar aksi," kata Ega.
Dijelaskan dia, kasus tersebut tak bisa dianggap sebagai kasus pribadi. Tapi merupakan kasus yang menimpa pada profesi jurnalis.
"Jika penanganannya setengah hati, ini akan menjadi preseden buruk buruk bagi keberadaan profesi kami, sebagai jurnalis. Bisa saja, kapan dan di mana saja, kasus serupa terjadi, karena mereka-mereka menganggap kasus seperti ini bisa selesai tanpa kurungan dan proses hukum," katanya.
Kata dia, kasus tersebut merupakan tindak pidana murni, premanisme dan kekerasan. Terlebih, ini dilakukan pada korban yang sedang menjalani tugas keprofesiannya, yang jelas-jelas dilindungi undang-undang.
"Aksi turun ke jalan adalah langkah yang akan kita lakukan. Tak hanya itu, kita pun akan melambungkan kasus ini ke tingkatan yang paling tinggi," tandasnya. [Rls/Yoz]
