KarawangNews.com - Vaksin bukanlah obat yang menjadi penyembuh bagi suatu penyakit, melainkan sebagai upaya pencegahan/preventif yang mendorong kekebalan spesifik tubuh, agar terhindar dari penyakit menular.
Hal itu disampaikan mahasiswi Program Studi (Prodi) Farmasi Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika), pada acara sosialisasi pentingnya 'herd immunity' kepada masyarakat di aula Kantor Desa Pinayungan, Kecamatan Telukjambe Timur, Selasa (14/9/2021).
Melalui vaksinasi, maka akan tercipta kekebalan kelompok terhadap wabah penyakit, melalui herd immunity ini sebagian besar masyarakat akan terlindung atau menjadi kebal terhadap penyakit tertentu.
"Setelah masyarakat divaksin, meski ada yang terjangkit virus, virus itu tidak akan menular ke orang lain, jika semua sudah divaksin, maka akan tercipta herd immunity," kata mahasiswi Farmasi Unsika, Sepvia Putri Sukma Wibowo, kepada peserta sosialisasi yang hadir.
Sosialisasi bertema 'do we need herd immunity' ini menjelaskan, pentingnya kekebalan kelompok agar terlindung dari virus Covid-19.
Melalui kekebalan kelompok, maka akan timbul dampak tidak langsung, yaitu turut terlindungnya kelompok masyarakat rentan yang belum divaksin, kondisi ini tercapai jika cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata di masyarakat.
Pada kesempatan ini, mahasiswi Farmasi Unsika mengedukasi peserta tentang pengertian vaksin, yaitu sebuah produk biologi yang berisi antigen berupa mikroorganisme atau bagiannya, sebuah zat yang dihasilkan, yang telah diolah sedemikian rupa sehingga aman.
Setelah seseorang mendapatkan vaksinasi, dibutuhkan waktu untuk membentuk kekebalan pada tubuh, kekebalan tubuh yang optimal hanya akan terbentuk apabila seseorang mendapat dosis lengkap sesuai yang dianjurkan.
Vaksin Covid-19 bermanfaat untuk memberikan perlindungan agar seseorang tidak tertular atau mengalami sakit parah akibat virus Covid-19, dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh dengan pemberian vaksin.
Indonesia menjadi pelaksana vaksinasi Covid-19 sebagai bagian dari strategi penanggulangan pandemi Covid-19. vaksinasi inibertujuan untuk melindungi masyarakat dari sakit parah atau kematian akibat wabah Covid-19.
Vaksinasi dilakukan dengan tujuan menciptakan kekebalan pada tubuh terhadap suatu penyakit tertentu, sehingga apabila seseorang terpapar penyakit tersebut, maka tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
"Perlu diingat, manfaat vaksin jauh lebih besar dibandingkan risiko sakit, akibat terinfeksi bila tidak melakukan vaksinasi," jelas Sepvia.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19 merupakan kejadian medis imunisasi, reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksin hampir sama dengan vaksin lainnya, gejalanya yaitu reaksi lokal, seperti nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntik.
Reaksi lokal lain yang mungkin terjadi seperti selulitis, sedangkan reaksi sistemik yaitu demam, nyeri otot seluruh tubuh, nyeri sendi, badan lemah, mual dan sakit kepala.
Disarankan, jika ada gejalan itu setelah divaksin, boleh minum parasetamol jika merasa pusing, demam dan menggigil, juga mencukupi kebutuhan nutrisi sebelum dan sesudah vaksin, kemudian istirahat yang cukup sebelum dan sesudah vaksin. Juga boleh beraktivitas seperti biasa dengan caratan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Sedangkan yang tidak boleh divaksin, yaitu jika ada larangan dokter akibat penyakit penyerta dan seseorang tidak boleh mendatangi tempat vaksin ketika dia sedang sakit.
"Setelah divaksin, jangan menggosok area kulit bekas divaksin dan tidak boleh mengabaikan protokol kesehatan sesudah vaksinasi," ucapnya.
Di tempat sama, Kepala Desa Pinayungan, Eka Angelia menyatakan, apresiasi dengan paparan mahasiswi Farmasi Unsika yang telah membeberkan terkait pentingnya herd immunity.
Selama pandemi Covid-19, Farmasi Unsika sudah beberapa kali melakukan sosialisasi terkait Covid-19 ke masyarakat, penularan virus hingga herd immunity. [spn]