KARAWANG, KarawangNews.com - Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB Karawang) bertekad manfaatkan momentum larangan mudik lebaran guna mengejar ketertinggalan dalam progres pendataan keluarga. Hal tersebut disampaikan Plt. Kepala DPPKB Hj. Sofiah, terkait progres Program Nasional Kegiatan Pendataan Keluarga Tahun 2021 (PK21) dalam keterangan persnya, Senin (10/5/2021).
Sofiah mengatakan, sebulan berjalannya Pendataan Keluarga (PK), DPPKB Karawang terus melakukan evaluasi dan terus memotivasi kader pendata untuk terus melakukan entri data.
"Dari 728.778 target Kepala Keluarga (KK) yang tercatat di portal BKKBN Pusat, yang harus didata, hingga awal Mei ini Kabupaten Karawang baru mencapai 205.109 yang ter-entri, atau 28.24%," ungkap Sofiah.
Sementara Kabid Pengendalian Penduduk Advokasi Data dan Informasi, Imam Alhusaeri Bahanan menjelaskan, pendataan kali ini memang sedikit agak rumit, kali ini pendataan menggunakan dua metode, yakni menggunakan online atau CAPI, dengan target 366.886 KK atau 50.34% dari target yang didata, serta pendataan secara manual dengan menggunakan form kertas sebanyak 365.050 KK atau 49.66%.
Imam mengakui, ada beberapa kendala yang dihadapi, seperti fenomena mundurnya ratusan petugas pendata diawal pelaksanaan pendataan yang diakibatkan dampak dari Pilkades di 177 desa yang berlangsung beberapa waktu lalu.
"Kader yang sudah dilatih, mundur karena jagoannya kalah atau sebaliknya, ada juga kades baru yang menang, namun tidak menghendaki kader-kader yang dianggap loyalis petahana melakukan pendataan, sehingga diberhentikan. ini dilematis," papar Imam.
Dituturkan olehnya, Hal tersebut berakibat para pengelola PK tingkat kecamatan dan desa harus mencari cara, diantaranya terpaksa menggunakan para kader baru yang tidak mendapat pelatihan, hanya diberikan penjelasan singkat teknis pendataan.
Kendala lainnya, seringnya terjadi masalah pada server di BKKBN pusat, Aplikasi PK21 yang dibuat BKKBN diawal pelaksanaan banyak mengalami kendala sehingga kader yang harusnya menggunakan metode online atau CAPI, terpaksa melakukan pendataan secara manual dulu, baru belakangan setelah data manual terkumpu di-entri menggunakan HP android, sehingga progres nya pasti terlambat.
"Feedback evaluasi prosentasi yang di-realize BKKBN adalah capaian data CAPI dibanding total sasaran, bukan total CAPI, atau seharusnya. Perbandingannya hanya kepada capaian online saja, belum termasuk data manual yang juga pada akhirnya dilakukan entri melalui aplikasi yang sudah disiapkan, sehingga prosentasinya rendah," terang Imam.
Kendala masih rendahnya capaian Kabupaten Karawang secara prosentasi, juga dikarenakan entri data yang menggunakan metoda manual (PAPI) baru diberikan aplikasinya di akhir April lalu, sehingga menurutnya, perhitungan yang dilakukan BKKBN adalah membandingkan hasil capaian CAPI dengan sasaran total.
"Kami terus melakukan pemantauan perkembangan dari hari per hari, juga terus melakukan motivasi dan konsultasi," tutur Imam.
Namun demikian, Ia berkeyakinan semua kendala tersebut akan segera teratasi, selain selalu dilakukan evaluasi setiap minggu, tim Monev juga melakukan evaluasi pada kecamatan-kecamatan yang rendah capaiannya. Diharapkan olehnya, hal ini akan membuahkan hasil yang cukup besar nantinya.
"Selama libur lebaran dan cuti bersama nanti, para kader pendata PK21 akan terus bekerja mengejar target ketertinggalan ini, kami yakin itu. Dengan begitu, capaian PK21 ini agar bisa lebih maksimal," imbuhnya. [yoz]