KarawangNews.com - Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) banyak yang mengeluh, pasalnya telurnya sudah tidak layak dikonsumsi, dari jumlah 15 butir hanya beberapa masih bisa dimasak, sedangkan sisanya bau busuk.
"Ini akibat kurangnya pengawasan dari dinas terkait bagian penanganan bantuan dari program pemerintah pusat," kata Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Wahyuni (59).
Kata dia, selama menerima bantuan BPNT baru kali ini mendapatkan telur yang sudah tidak layak dikonsumsi dan bau busuk, harga telur ini terbilang murah Rp15 ribu/Kg, dibanding harga di pasaran mencapai Rp27 ribu/Kg.
Diakuinya, beberapa kali mendapatkan bantuan telur dari BPNT, baru penerimaan kemarin tidak bisa dimakan, karena sudah busuk, saat di goreng kuningnya sudah tidak bulat lagi dan tercium aroma bau.
Kata dia, telur yang bagus kulitnya coklat bening, sedangkan kuning telurnya bulat normal, beda dengan telur afkiran, ini hasil sortiran akibat gagal menetas
"Selain bau, ketika diceplok, kuningnya pudar dan putih telurnya tidak bening," ucapnya. (benk)
"Ini akibat kurangnya pengawasan dari dinas terkait bagian penanganan bantuan dari program pemerintah pusat," kata Desa Dewisari, Kecamatan Rengasdengklok, Wahyuni (59).
Kata dia, selama menerima bantuan BPNT baru kali ini mendapatkan telur yang sudah tidak layak dikonsumsi dan bau busuk, harga telur ini terbilang murah Rp15 ribu/Kg, dibanding harga di pasaran mencapai Rp27 ribu/Kg.
Diakuinya, beberapa kali mendapatkan bantuan telur dari BPNT, baru penerimaan kemarin tidak bisa dimakan, karena sudah busuk, saat di goreng kuningnya sudah tidak bulat lagi dan tercium aroma bau.
Kata dia, telur yang bagus kulitnya coklat bening, sedangkan kuning telurnya bulat normal, beda dengan telur afkiran, ini hasil sortiran akibat gagal menetas
"Selain bau, ketika diceplok, kuningnya pudar dan putih telurnya tidak bening," ucapnya. (benk)