KARAWANG, KarawangNews.com - Bupati Karawang Celiica Nurachadiana bersama Kapolres Karawang AKBP Arif Rachnan Arifin dan Dandim 0406 Karawang Letkol Inf Medi Hariyo Wibowo memimpin langsung proses evakuasi korban banjir bandang di Goa Lele, Kampung Tanah Beureum, Desa Tamansari, Kecamatan Pangkalan, Senin (23/12/2019).
Proses evakuasi berlangsung selama 10 jam, karena kedalaman goa yang mencapai 30 meter itu sempat menyulitkan Tim SAR mengevakuasi korban. Cellica sejak Minggu (22/12/2019) malam hingga Senin pagi begadang di lokasi musibah, hingga jenazah korban bisa dievakuasi.
"Kami atas nama pemerintah daerah dan juga unsur Muspida Karawang berbelasungkawa atas musibah yang menewaskan adik- adik mahasiswa Unsika. Kehadiran kami, Kapolres dan pak Dandim adalah sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang menimpa warga kami," kata Cellica, Senin (23/12/2019).
Menurut Cellica, peristiwa tersebut telah memberi pelajaran agar lebih berhati-hati lagi dalam beraktifitas terutama tentang alam.
Dari informasi yang didapat, di sekitar lokasi tersebut terdapat sekitar 40 goa yang tersebar di berbagai tempat. Goa Lele merupakan salah satu
lokasi yang dilindungi dari pertambangan yang ada didekat lokasi tersebut.
"Musibah ini terjadi karena cuaca yang buruk dan tidak diduga sebelumnya, kedepannya tempat seperti ini harus ada pengawasan pemerintah setempat atau Perhutani yang mengelola lahan tersebut," katanya.
Dikatakan Cellica, dia melihat langsung proses evakuasi yang dilakukan petugas SAR yang terdiri dari Basarnas, BPBD dan Tagana Dinsos hingga selesai. Semangat petugas menjalankan tugas kemanusiaan cukup tinggi, meski harus bekerja penuh selama 10 jam lamanya.
"Saya apresiasi petugas penyelamat yang bekerja keras berupaya menyelamatkan korban, proses evakuasi itu berlangsung sekitar 10 jam, tapi mereka tak lelah berupaya mengevakuasi korban," katanya. (rls/spn)
Proses evakuasi berlangsung selama 10 jam, karena kedalaman goa yang mencapai 30 meter itu sempat menyulitkan Tim SAR mengevakuasi korban. Cellica sejak Minggu (22/12/2019) malam hingga Senin pagi begadang di lokasi musibah, hingga jenazah korban bisa dievakuasi.
"Kami atas nama pemerintah daerah dan juga unsur Muspida Karawang berbelasungkawa atas musibah yang menewaskan adik- adik mahasiswa Unsika. Kehadiran kami, Kapolres dan pak Dandim adalah sebagai bentuk kepedulian atas musibah yang menimpa warga kami," kata Cellica, Senin (23/12/2019).
Menurut Cellica, peristiwa tersebut telah memberi pelajaran agar lebih berhati-hati lagi dalam beraktifitas terutama tentang alam.
Dari informasi yang didapat, di sekitar lokasi tersebut terdapat sekitar 40 goa yang tersebar di berbagai tempat. Goa Lele merupakan salah satu
lokasi yang dilindungi dari pertambangan yang ada didekat lokasi tersebut.
"Musibah ini terjadi karena cuaca yang buruk dan tidak diduga sebelumnya, kedepannya tempat seperti ini harus ada pengawasan pemerintah setempat atau Perhutani yang mengelola lahan tersebut," katanya.
Dikatakan Cellica, dia melihat langsung proses evakuasi yang dilakukan petugas SAR yang terdiri dari Basarnas, BPBD dan Tagana Dinsos hingga selesai. Semangat petugas menjalankan tugas kemanusiaan cukup tinggi, meski harus bekerja penuh selama 10 jam lamanya.
"Saya apresiasi petugas penyelamat yang bekerja keras berupaya menyelamatkan korban, proses evakuasi itu berlangsung sekitar 10 jam, tapi mereka tak lelah berupaya mengevakuasi korban," katanya. (rls/spn)