KARAWANG, KarawangNews.com - Kepala Badan Litbang, Kementerian ESDM, Dr. Ir. Dadan Kusdiana, M.Sc menyerahkan sumur bor air bersih di Desa Sukamerta, Kecamatan Rawamerta, Rabu (4/9/2019) siang, penyerahan dilaksanakan di MA Nihayatul Amal Rawamerta yang dihadiri pejabat dinas ESDM Provinsi Jawa Barat dan Pemkab Karawang.
"Setelah diuji di lab, air ini aman untuk dipakai mandi dan dikonsumsi, setelah dididihkan," kata Dadan.
Dia juga berpesan agar pemakaian listrik pompa air ini bisa dimenej, sebab pompa ini membutuhkan listrik sebesar 3.500 watt dan diperkirakan tiap jamnya memakan biaya Rp 4.000.
"Karena saat ini sedang kemarau, mudah-mudahan bisa memberi manfaat lebih," ucapnya.
Diakuinya, bantuan ini diminta oleh pemerintah daerah melalui surat ke Kementerian ESDM, pembangunan sumur ini setelah dilakukan cek lokasi. Sumur ini dibangun dengan kedalaman pipa bawah tanah sepanjang 126 meter dengan kapasitas penampungnya sebanyak 5.000 liter.
Kata dia, penyediaan sumur bor air bersih sudah dilakukan Kementerian ESDM sejak tahun 2000-an, terhitung sejak tahun 2005 hingga 2018 sudah membangun 2.288 unit sumur bor untuk melayani sebanyak 6,6 juta jiwa masyarakat di Daerah yang sulit air bersih, tersebar se-Indonesia.
Dengan begitu, Kementerian ESDM terus berupaya menambah anggaran program air bersih ini untuk menjangkau pemukiman yang sulit air bersih, terlebih permintaan bantuan sumur bor air ini sangat banyak.
"Pada tahun anggaran 2019 ini, Kementerian ESDM akan membangun sebanyak 650 unit sumur bor yang tersebar di seluruh Indonesia," jelasnya.
Di tempat sama, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Karawang, H. Ramon Wibawalaksana menyatakan, pihaknya sangat apresiasi kepada ESDM yang telah membantu sumur bor air bersih, dia harap ESDM bisa memberi bantuan serupa di sejumlah pesantren di Karawang.
"Kita masih perlu banyak sumur bor air ini, saya harap Kementerian ESDM bisa membangun lagi di daerah yang membutuhkan," kata Ramon. (spn)
"Setelah diuji di lab, air ini aman untuk dipakai mandi dan dikonsumsi, setelah dididihkan," kata Dadan.
Dia juga berpesan agar pemakaian listrik pompa air ini bisa dimenej, sebab pompa ini membutuhkan listrik sebesar 3.500 watt dan diperkirakan tiap jamnya memakan biaya Rp 4.000.
"Karena saat ini sedang kemarau, mudah-mudahan bisa memberi manfaat lebih," ucapnya.
Diakuinya, bantuan ini diminta oleh pemerintah daerah melalui surat ke Kementerian ESDM, pembangunan sumur ini setelah dilakukan cek lokasi. Sumur ini dibangun dengan kedalaman pipa bawah tanah sepanjang 126 meter dengan kapasitas penampungnya sebanyak 5.000 liter.
Kata dia, penyediaan sumur bor air bersih sudah dilakukan Kementerian ESDM sejak tahun 2000-an, terhitung sejak tahun 2005 hingga 2018 sudah membangun 2.288 unit sumur bor untuk melayani sebanyak 6,6 juta jiwa masyarakat di Daerah yang sulit air bersih, tersebar se-Indonesia.
Dengan begitu, Kementerian ESDM terus berupaya menambah anggaran program air bersih ini untuk menjangkau pemukiman yang sulit air bersih, terlebih permintaan bantuan sumur bor air ini sangat banyak.
"Pada tahun anggaran 2019 ini, Kementerian ESDM akan membangun sebanyak 650 unit sumur bor yang tersebar di seluruh Indonesia," jelasnya.
Di tempat sama, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (PRKP) Karawang, H. Ramon Wibawalaksana menyatakan, pihaknya sangat apresiasi kepada ESDM yang telah membantu sumur bor air bersih, dia harap ESDM bisa memberi bantuan serupa di sejumlah pesantren di Karawang.
"Kita masih perlu banyak sumur bor air ini, saya harap Kementerian ESDM bisa membangun lagi di daerah yang membutuhkan," kata Ramon. (spn)
