KARAWANG, KarawangNews.com - Hingga 10 Agustus 2019 kemarin, 'oil spill' atau tumpahan minyak Pertamina di pesisir pantai utara Karawang yang sudah diangkut sebanyak 1.318 ton, limbah minyak yang bercampur pasir pantai itu dikirim ke dua perusahaan untuk didaur ulang.
Hal itu dijelaskan Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan, Senin (19/8/2019) siang, pembersihan oil spill di sepanjang pantai hingga hari ini masih terus dilakukan petugas Pertamina.
Kata dia, tumpahan minyak akibat kebocoran di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) beberapa waktu lalu ini masih diuji lab di EOS Bogor. Pihaknya menguji udara dan air di sekitar pantai yang kena dampak tumpahan minyak itu.
DLHK Karawang tidak hanya fokus kepada minyak tumpahan Pertamina, di lab itu juga ditelisik asal usul dan kesamaan jenis minyak Pertamina yang tumpah ke laut, sebab dikhawatirkan ada pihak lain yang sengaja membuang limbah di tengah situasi bocornya pipa minyak Pertamina.
"Untuk jenis materinya masih dalam uji lab yang terakreditasi, ini belum selesai," ujarnya.
Akibat pencemaran laut ini, kata Wawan, sebanyak 232.000 pohon mangrove di sepanjang pesisir laut Karawang akarnya sudah kena tumpahan minyak, tetapi belum diketahui berapa pohon yang mati, sebab dampak terhadap mangrove bisa diketahui sekitar tiga bulan kemudian.
"Jika dilihat kondisinya, limbah minyak ini sudah sangat membahayakan mangrove," jelasnya. (spn)
Hal itu dijelaskan Kepala DLHK Karawang, Wawan Setiawan, Senin (19/8/2019) siang, pembersihan oil spill di sepanjang pantai hingga hari ini masih terus dilakukan petugas Pertamina.
Kata dia, tumpahan minyak akibat kebocoran di sekitar anjungan Lepas Pantai YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) beberapa waktu lalu ini masih diuji lab di EOS Bogor. Pihaknya menguji udara dan air di sekitar pantai yang kena dampak tumpahan minyak itu.
DLHK Karawang tidak hanya fokus kepada minyak tumpahan Pertamina, di lab itu juga ditelisik asal usul dan kesamaan jenis minyak Pertamina yang tumpah ke laut, sebab dikhawatirkan ada pihak lain yang sengaja membuang limbah di tengah situasi bocornya pipa minyak Pertamina.
"Untuk jenis materinya masih dalam uji lab yang terakreditasi, ini belum selesai," ujarnya.
Akibat pencemaran laut ini, kata Wawan, sebanyak 232.000 pohon mangrove di sepanjang pesisir laut Karawang akarnya sudah kena tumpahan minyak, tetapi belum diketahui berapa pohon yang mati, sebab dampak terhadap mangrove bisa diketahui sekitar tiga bulan kemudian.
"Jika dilihat kondisinya, limbah minyak ini sudah sangat membahayakan mangrove," jelasnya. (spn)