JAKARTA, KarawangNews.com – Balai Latihan Kerja (BLK) berbasis Komunitas di Pesantren merupakan sebuah inovasi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk itu, program tersebut perlu didukung dan diapresiasi supaya dapat terlaksana sampai mencapai target 1.000 BLK di tahun 2019.
"BLK Komunitas merupakan inovasi yang baik dari Kemeterian Tenaga Kerja dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas SDM masyarakat. Dari BLK Komunitas di Pesantren ini kita juga melihat bahwa di pesantren tidak hanya belajar agama, namun juga dibekali kompetensi dunia kerja serta wirausaha," kata Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria di Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Tantangan yang dihadapi oleh para tenaga kerja di masa depan sangatlah kompetitif. Maka dari itu, perlu adanya terobosan dan program yang tepat sasaran guna menyongsong tahun-tahun mendatang.
Dia menilai, para santri memiliki jaringan yang bagus dan kuat di komunitasnya. Jika para santri dan masyarakat sekitar dibekali kompetensi wirausaha yang tepat, maka dampak di perekonomian akan semakin terasa.
"BLK Komunitas ini dampaknya akan lebih terasa di lapisan masyarakat menegah dan bawah. Selain itu juga sasarannya juga tepat karena ditujukan ke para santri yang memiliki jaringan kuat," ucap Dani.
Kata dia, BLK Komunitas di Pesantren adalah solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pelatihan kerja. Dengan pendirian 1.000 BLK, maka cakupan masyarakat yang merasakan manfaat BLK ini akan semakin luas.
Seperti diketahui, di BLK Komunitas ini mengajarkan beberapa keahlian seperti teknik otomotif sepeda motor, teknik las, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perikanan, wood-working, teknologi informasi dan komunikasi, menjahit, teknik pendingin dan listrik, industri kreatif dan kejuruan bahasa.
Sebelumnya, program pemberian bantuan pendirian BLK Komunitas telah dimulai oleh Kementerian Tenaga Kerja sejak tahun 2017 dengan mendirikan 50 lembaga BLK Komunitas, dilanjutkan pendirian BLK Komunitas sebanyak 75 lembaga pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 akan didirikan 1.000 BLK Komunitas. (rls)
"BLK Komunitas merupakan inovasi yang baik dari Kemeterian Tenaga Kerja dalam usaha meningkatkan mutu dan kualitas SDM masyarakat. Dari BLK Komunitas di Pesantren ini kita juga melihat bahwa di pesantren tidak hanya belajar agama, namun juga dibekali kompetensi dunia kerja serta wirausaha," kata Pemerhati Ketenagakerjaan, Dani Satria di Jakarta, Sabtu (9/3/2019).
Tantangan yang dihadapi oleh para tenaga kerja di masa depan sangatlah kompetitif. Maka dari itu, perlu adanya terobosan dan program yang tepat sasaran guna menyongsong tahun-tahun mendatang.
Dia menilai, para santri memiliki jaringan yang bagus dan kuat di komunitasnya. Jika para santri dan masyarakat sekitar dibekali kompetensi wirausaha yang tepat, maka dampak di perekonomian akan semakin terasa.
"BLK Komunitas ini dampaknya akan lebih terasa di lapisan masyarakat menegah dan bawah. Selain itu juga sasarannya juga tepat karena ditujukan ke para santri yang memiliki jaringan kuat," ucap Dani.
Kata dia, BLK Komunitas di Pesantren adalah solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mendapatkan akses pelatihan kerja. Dengan pendirian 1.000 BLK, maka cakupan masyarakat yang merasakan manfaat BLK ini akan semakin luas.
Seperti diketahui, di BLK Komunitas ini mengajarkan beberapa keahlian seperti teknik otomotif sepeda motor, teknik las, pengolahan hasil pertanian, pengolahan hasil perikanan, wood-working, teknologi informasi dan komunikasi, menjahit, teknik pendingin dan listrik, industri kreatif dan kejuruan bahasa.
Sebelumnya, program pemberian bantuan pendirian BLK Komunitas telah dimulai oleh Kementerian Tenaga Kerja sejak tahun 2017 dengan mendirikan 50 lembaga BLK Komunitas, dilanjutkan pendirian BLK Komunitas sebanyak 75 lembaga pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 akan didirikan 1.000 BLK Komunitas. (rls)