INDRAMAYU, KarawangNews.com - Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan melaksanakan Peluncuran Produk dan Penyaluran Avtur Tahap II, Kamis (21/12/2017) di RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat.
Peluncuran dihadiri oleh Direktur Pengolahan Pertamina Toharso dan General Manager Pertamina RU VI Joko Widi Wijayanto. Pada kesempatan tersebut, RU VI mengirimkan 3.000 kiloliter avtur menggunakan kapal tanker ke Bali.
Dijelaskan Toharso, produksi Avtur di RU VI Balongan merupakan salah satu breakthrough project (BTP) sebagai komitmen Pertamina dalam melayani konsumen, juga langkah inisiatif dalam melihat peluang untuk meningkatkan margin Perusahaan dan sebagai bentuk kontribusi terhadap peningkatan deviden negara.
Berdasarkan data yang ada, kebutuhan avtur nasional mencapai 14.225 kiloliter per hari. Saat ini yang dapat dipenuhi dari kilang pertamina sebesar 10.104 kiloliter per hari sehingga masih dibutuhkan impor avtur sebesar 4.121 kiloliter per hari. Dengan potensi produksi avtur dari RU VI sebesar 1.500 kiloliter per hari akan menurunkan impor avtur sebanyak 36%.
General Manager RU VI Joko Widi Wijayanto mengemukakan, RU VI telah dapat memproduksi 1.500 kiloliter avtur setiap harinya.
Dengan adanya peluncuran ini maka RU VI diharapkan dapat menyalurkan produk avtur ke wilayah Indonesia sesuai kebutuhan menggunakan moda transportasi laut kapal tanker avtur. Sebelumnya, RU VI telah mampu menyalurkan avtur melalui truk tangki ke Bandara Sastranegara pada 30 Desember 2016 lalu.
Ditambahkannya, untuk dapat mendukung produksi dan penyaluran avtur tahap II, RU VI melakukan beberapa investasi dan modifikasi peralatan berupa pebuatan jalur pipa avtur dari tangki ke jetty (dermaga), pemeliharaan tangki penyimpanan avtur, pembuatan fasilitas-fasilitas tambahan dalam tangki penyimpnanan avtur, pembuatan fasilitas loading avtur di jetty dan perelokasian pompa avtur.
"Pada tanggal 10 Desember 2017 lalu, yang bertepatan dengan HUT PT Pertamina yang ke-60, RU VI juga telah berhasil melakukan pengapalan avtur Perdana sebesar 2.893 kiloliter ke Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat," ungkap Joko.
Bentuk sinergi hilir dalam breakthrough project ini merupakan milestone penting Pertamina sebagai Energy Company yang berkomitmen untuk mengupayakan keberlanjutan pasokan energi untuk Indonesia, dan menyediakan energi dengan kualitas prima dan biaya yang efisien.
Diketahui, kebutuhan bahan bakar untuk menunjang pertumbuhan ekonomi, semakin lama semakin meningkat. Termasuk dalam hal ini, kebutuhan akan bahan bakar penerbangan.
Usaha penerbangan, sambung Joko, telah menjadi salah satu pendukung utama untuk perjalanan bisnis, perjalanan wisata, dan juga perjalanan ibadah, khususnya untuk negara kepulauan seperti Indonesia.
Selaku salah satu pemain hilir, Pertamina tertantang untuk bisa menjawab kebutuhan tersebut. Sesuai dengan tata nilai 6C yakni customer focus RU VI siap untuk memenuhi permintaan pelanggan. (rls/spn)