BEKASI, KarawangNews.com - PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah SKK MIGAS melalui unit usaha PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field melakukan Program Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove di Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Rabu (20/12/2017).
Program Pengembangan Kawasan Ekowisata Mangrove Desa Pantai merupakan Program Pendampingan, PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field mengandengan Yayasan Inspirasi Keluarga KeSEMaT (IKAMaT) UNDIP untuk pendampingannya. Salah satu program pendampingan yang diusung adalah pengembangan ekowisata mangrove berupa pembangunan tracking mangrove di Desa Pantai Mekar.
Tracking mangrove yang dibangun sepanjang kurang lebih 100 meter dengan bentuk jalur yang unik (love) ini menjadi ekowisata mangrove pertama di Bekasi. Selama masa pembangunan, pengerjaan melibatkan Kelompok Sadar Wisata Citra Alam Bahari Desa Pantai Mekar dan bekerjasama langsung dengan Dinas Pariwisata dan pemerintah desa setempat.
Selain program pengembangan ekowisata mangrove, program lainnya yang diusung berupa penghijauan pesisir dalam bentuk penanaman mangrove dengan jenis Sonneratia sp dan penanaman Bintaro di Desa Pantai Mekar. Pada tahun 2016 telah dilaksanakan studi keanekaragaman hayati dan pelatihan pengolahan buah mangrove untuk masyarakat setempat.
"Kita akan terus mengembangkan kawasan ekowisata pantai mekar ini tentunya bekerja sama dengan desa setempat dan dinas pariwisata, dan semoga dengan adanya kawasan ekowisata ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat", Terang Chaidir Ambiya A, Field Manager PT Pertamina EP Asset 3 Tambun Field.
Diketahui, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kawasan pesisir di Indonesia dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki sumberdaya alam dan potensi yang sangat besar.
Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan memberikan sumbangan yang berarti bagi peningkatan taraf hidup masyarakat maupun sebagai penghasil devisa negara.
Keberadaan ekosistem mangrove sangat menunjang keberlangsungan ekosistem di wilayah pesisir. Setidaknya terdapat tiga fungsi utama mangrove yaitu fungsi secara fisik, biologi, dan ekonomi.
Fungsi fisik antara lain sebagai peredam gelombang, angin dan badai, pelindung dari abrasi, penahan lumpur dan penangkap sedimen, menjaga garis pantai agar tetap stabil, serta mengolah bahan limbah.
Fungsi biologi antara lain sebagai pemasok larva ikan, udang dan biota laut lainnya, karena merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota dan juga sebagai daerah asuhan (nursery grounds), daerah mencari makanan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
Sedangkan fungsi ekonomi yang potensial adalah sebagai tempat pariwisata/rekreasi, bahan aneka jenis makanan, penghasil kayu, bahan baku arang, dan lain sebagainya.
Pemanfaatan kawasan pesisir yang cukup intensif dan beragam serta belum adanya bentuk pengelolaan yang jelas, menjadikan ekosistem pesisir khususnya ekosistem mangrove sebagai kawasan yang mempunyai potensi tingkat kerusakan yang cukup tinggi di pesisir Kabupaten Bekasi. (rls/spn)
foto ilustrasi: net