KARAWANG, KarawangNews.com - Rabu (1/2/2017) pagi, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Karawang meluncurkan 'mobile screening' untuk memudahkan peserta BPJS mendeteksi dini faktor risiko penyakit, diantaranya penyakit diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik dan jantung koroner. Penyakit itu biasanya baru disadari oleh masyarakat ketika sudah mencapai fase lanjut.
Dijelaskan Kepala BPJS Kesehatan Karawang, Mohamad Solih, sebelumnya Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN KIS) hanya dapat melakukan skrining riwayat kesehatan manual di Kantor Cabang BPJS atau fasilitas mitra BPJS Kesehatan.
"Maka, sekarang mereka bisa melihat potensi risiko kesehatannya cukup dengan melakukan skrining riwayat kesehatan melalui aplikasi BPJS ini di handphone," ucap Mohamad Solih.
Peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Kesehatan di Google Play Store, kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data diri yang dibutuhkan. Setelah terdaftar dan mengklik tombol 'log in' peserta bisa memilih menu Skrining Riwayat Kesehatan.
Kemudian, peserta akan diminta mengisi 47 pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga dan pola makan. Apabila semua pertanyaan tersebut telah dijawab, maka peserta akan memperoleh hasil skrining riwayat kesehatan pada saat itu juga.
Jika peserta memiliki risiko rendah, maka mereka akan disarankan menjaga pola hidup sehat dan melakukan latihan fisik rutin, minimal 30 menit setiap hari. Namun, apabila dari hasil skrining peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi terhadap diabetes melitus, maka mereka akan memperoleh nomor legalisasi atau nomor skrining sekunder dan akan diarahkan untuk mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
Peserta bisa mengunjungi FKTP yang tempatnya terdaftar, untuk memeroleh tindak lanjut, serta melakukan pengecekan gula darah puasa dan gula darah 'post prandial'. Jika peserta terdeteksi memiliki potensi sedang atau tinggi ketiga penyakit lain, semisal hipertensi, ginjal kronik dan jantung koroner, maka peserta disarankan agar melakukan konsultasi ke FKTP, tempatnya terdaftar untuk melakukan tindak lanjut atas hasil skrining riwayat kesehatan.
"Jika sebuah FKTP ditemukan banyak peserta dengan risiko mengidap diabetes melitus yang tergolong dalam kategori sedang atau tinggi, maka FKTP dapat melaksanakan edukasi kesehatan dan pembentukan klub risiko tinggi (Risti) kepada seluruh peserta JKN-KIS yang bersangkutan," kata Mohamad Solih.
Dia memaparkan, hasil skrining riwayat kesehatan sepanjang tahun 2016 tercatat sebanyak 702.944 peserta mengidap penyakit diabetes berisiko rendah, 32.225 berisiko sedang dan 651 berisiko tinggi. Kemudian kategori penyakit hipertensi sebanyak 632.760 peserta berisiko rendah, 104.967 berisiko sedang dan 2.093 berisiko tinggi.
Pengidap ginjal kronik sebanyak 715.682 peserta didiagnosa memiliki risiko rendah, 23.307 berisiko sedang dan 831 peserta berisiko tinggi. Sedangkan, penderita jantung koroner sebanyak 680.172 peserta berisiko rendah, 57.692 berisiko sedang dan 1.956 peserta berisiko tinggi.
Dia berharap, dengan diluncurkannya fitur skrining riwayat kesehatan pada aplikasi BPJS Kesehatan Mobile atau 'mobile screening' ini, pihaknya berharap peserta JKN-KIS dapat lebih awal 'aware' agar melakukan pemeriksaan riwayat kesehatannya.
Diakuinya, semakin dini peserta mengetahui risiko kesehatannya, maka semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan. Sehingga, jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun. Selain menu Skrining Riwayat Kesehatan, aplikasi BPJS Kesehatan Mobile juga menyediakan menu lain yang dapat digunakan peserta JKN-KIS untuk mengecek status kepesertaan, juga bisa melihat tagihan iuran, termasuk lokasi fasilitas kesehatan.
"Efek jangka panjangnya adalah menurunnya pembiayaan keempat penyakit kronis tersebut, sehingga program JKN-KIS dapat terus berjalan memberikan manfaat kepada peserta yang membutuhkan," ujar Solih.
Di tempat sama, Kepala Dinas Kesehatan Karawang, dr. Yuska Yasin menjelaskan, ini adalah salah satu cara BPJS Kesehatan melayani masyarakat, pelayanannya tetap sama hanya saja ada perubahan lebih baik dari manual ke aplikasi melalui ponsel.
Sementara, General Affair Klinik PT Denshoes, Ana mengatakan, program ini sangat bermanfaat bagi karyawan, bisa mendeteksi awal penyakit dan mempersingkat waktu deteksi, kemudian bisa mendatangi klinik untuk konsultasi kesehatan lebih lanjut.
"Karyawan kita ada sebanyak 8.000-an dan kami telah mengintruksikan karyawan agar ikut 'mobile screening' mulai 1 Februari 2017 ini," kata dia. (rls/spn)