BeritaKarawang.com - Trauma peristiwa banjir besar di Kabupaten Karawangmasih membayangi warga. Sementara, pemerintah Provinsi Jawa Barat pun terus memperjuangkan nasib warga di masa mendatang. Salah satunya dengan mendesak Kementerian Pekerjaan Umum memprioritaskan penanganan hulu Sungai Citarum.
"Penanganan hulu jangan diabaikan. Kementerian PU jangan mendahulukan perbaikan di hilir Citarum, seperti di Purwakarta sampai Jakarta," kata Kabag Lingkungan Hidup Setda Jabar Uus Mustari di Bandung.
Dalam Integrated Citarum Water Resources Management Program-proyek penanganan Citarum-Kementerian PU mendahulukan perbaikan di hilir Citarum pada tahap pertama. Kerusakan hulu Citarum yang berada di Kabupaten Bandung akan ditangani pada tahap kedua.
ICWRMP didanai utang dari Bank Pembangunan Asia (ADB)senilai US$ 500 juta. Kemarin, Pemprov Jabar bertemu dengan Dirjen PU dan Ketua Misi ADB.
Rencana di hulu yang diusulkan adalah reboisasi hutan kritis, penerapan sampah terpadu, pengerukan lumpur di badan anak Sungai Citarum, dan pembangunan cek dam.
Banjir di Cirebon menerjang empat desa di Kecamatan Waled. Tidak ada korban jiwa pada bencana yang terjadi akibat meluapkan Sungai Ciberes itu.
Sementara itu, kerugian akibat banjir luapan Sungai Citarum di Kabupaten Karawang mencapai Rp 50 miliar, berdasar laporan terakhir masing-masing organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.
"Data kerugian akibat banjir itu masih sementara dan akan bertambah, karena masih ada organisasi perangkat daerah yang belum melaporkan kerugian akibat banjir. Kami masih menghitung jumlah kerugiannya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, Iman Sumantri, Rabu (7/4/2010) kemarin.
Selain itu, beberapa organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Karawang juga masih memperbaiki laporan kerugian banjir.
Di antara organisasi perangkat daerah yang hingga kini masih memperbaiki dan belum menyerahkan laporan kerugian akibat banjir ialah Dinas Cipta Karya dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat. Data kerugian akibat banjir tersebut kemungkinan akan terkumpul pada pekan ini.
"Kerugian akibat banjir dari Dinas Cipta Karya seperti kerusakan rumah dan jalan lingkungan, saat ini masih proses penghitungan. Begitu juga dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, masih menghitung kerugian dari 28 sekolah yang terendam akibat banjir selama lebih dari sepekan lalu," kata Iman.
Data sementara kerugian banjir yang hampir mencapai angka Rp 50 miliar itu terdiri dari Dinas Bina Marga dan Pengairan sebesar Rp 43.883 miliar, laporan kerugian dari Dinas Pertanian Rp 2.591 miliar, dan laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang sebesar Rp110 juta.
Untuk laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang itu disampaikan setelah peralatan dan obat-obatan yang ada di rumah sakit tersebut ikut tergenang banjir. Sedangkan kerugian yang dilaporkan Dinas Pertanian meliputi luas areal sawah yang tergenang selama banjir hingga puso, dan lain-lain.
Sementara laporan kerugian yang disampaikan Dinas Bina Marga dan Pengairan meliputi kerusakan jalan raya, jembatan dan tanggul-tanggul Sungai Citarum. Untuk laporan kerugian Dinas Cipta Karya sebelumnya mencapai Rp 85,401 Juta, dan kini laporan awal itu masih proses perbaikan.
Diketahui, banjir luapan Sungai Citarum yang terjadi di Karawang selama lebih dari sepekan itu telah merendam puluhan ribu rumah di 10 kecamatan sekitar Karawang. Setelah banjir surut, Pemkab Karawang memberlakukan tanggap darurat selama 14 hari dan dilanjutkan dengan penanganan pascabanjir. (Antara/MediaIndonesia.com)
"Penanganan hulu jangan diabaikan. Kementerian PU jangan mendahulukan perbaikan di hilir Citarum, seperti di Purwakarta sampai Jakarta," kata Kabag Lingkungan Hidup Setda Jabar Uus Mustari di Bandung.
Dalam Integrated Citarum Water Resources Management Program-proyek penanganan Citarum-Kementerian PU mendahulukan perbaikan di hilir Citarum pada tahap pertama. Kerusakan hulu Citarum yang berada di Kabupaten Bandung akan ditangani pada tahap kedua.
ICWRMP didanai utang dari Bank Pembangunan Asia (ADB)senilai US$ 500 juta. Kemarin, Pemprov Jabar bertemu dengan Dirjen PU dan Ketua Misi ADB.
Rencana di hulu yang diusulkan adalah reboisasi hutan kritis, penerapan sampah terpadu, pengerukan lumpur di badan anak Sungai Citarum, dan pembangunan cek dam.
Banjir di Cirebon menerjang empat desa di Kecamatan Waled. Tidak ada korban jiwa pada bencana yang terjadi akibat meluapkan Sungai Ciberes itu.
Sementara itu, kerugian akibat banjir luapan Sungai Citarum di Kabupaten Karawang mencapai Rp 50 miliar, berdasar laporan terakhir masing-masing organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karawang.
"Data kerugian akibat banjir itu masih sementara dan akan bertambah, karena masih ada organisasi perangkat daerah yang belum melaporkan kerugian akibat banjir. Kami masih menghitung jumlah kerugiannya," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Karawang, Iman Sumantri, Rabu (7/4/2010) kemarin.
Selain itu, beberapa organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemkab Karawang juga masih memperbaiki laporan kerugian banjir.
Di antara organisasi perangkat daerah yang hingga kini masih memperbaiki dan belum menyerahkan laporan kerugian akibat banjir ialah Dinas Cipta Karya dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga setempat. Data kerugian akibat banjir tersebut kemungkinan akan terkumpul pada pekan ini.
"Kerugian akibat banjir dari Dinas Cipta Karya seperti kerusakan rumah dan jalan lingkungan, saat ini masih proses penghitungan. Begitu juga dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, masih menghitung kerugian dari 28 sekolah yang terendam akibat banjir selama lebih dari sepekan lalu," kata Iman.
Data sementara kerugian banjir yang hampir mencapai angka Rp 50 miliar itu terdiri dari Dinas Bina Marga dan Pengairan sebesar Rp 43.883 miliar, laporan kerugian dari Dinas Pertanian Rp 2.591 miliar, dan laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang sebesar Rp110 juta.
Untuk laporan kerugian dari Rumah Sakit Islam Karawang itu disampaikan setelah peralatan dan obat-obatan yang ada di rumah sakit tersebut ikut tergenang banjir. Sedangkan kerugian yang dilaporkan Dinas Pertanian meliputi luas areal sawah yang tergenang selama banjir hingga puso, dan lain-lain.
Sementara laporan kerugian yang disampaikan Dinas Bina Marga dan Pengairan meliputi kerusakan jalan raya, jembatan dan tanggul-tanggul Sungai Citarum. Untuk laporan kerugian Dinas Cipta Karya sebelumnya mencapai Rp 85,401 Juta, dan kini laporan awal itu masih proses perbaikan.
Diketahui, banjir luapan Sungai Citarum yang terjadi di Karawang selama lebih dari sepekan itu telah merendam puluhan ribu rumah di 10 kecamatan sekitar Karawang. Setelah banjir surut, Pemkab Karawang memberlakukan tanggap darurat selama 14 hari dan dilanjutkan dengan penanganan pascabanjir. (Antara/MediaIndonesia.com)