BeritaKarawang.com - Pengembalian dana infak dan shodaqoh haji Rp 50 juta-an di Kecamatan Kutawaluya tidak efektif, justru yang lebih bagus adalah meneruskan program itu, karena sejumlah uang itu bisa untuk 1 kuota haji. Kata Korwil Rengasdengklok LSM Kompak, Ahmad Mukron, Kamis (4/11/2009) siang.
Dia mengaku prihatin dengan dikembalikannya dana infak haji pada masyarakat, bahkan beberapa warga mengaku belum menerima uang tersebut, dalih pengalihan dana ini untuk pembangunan masjid dan mushola pun tidak jelas. "Kenapa tidak dilaksanakan saja, itu kan program bagus dalam nilai keagaamaan, jangan dipolitisi dong," tandasnya.
Kata Mukron, harusnya program infak dan shodaqoh ini berjalan baik dengan pelaksanaan Halal Bil Halal sederhana. Dengan pengembalian dana ini kepada masyarakat merupakan keputusan yang salah. Memang hal ini tidak lepas dari oknum yang sengaja mengagalkan program infak untuk haji.
"Ketika program itu membawa manfaat, kenapa tidak didukung bersama, apalagi memiliki nilai agama, jangan berasumsi program infak ini adalah kuis, bukan, ini pemilihan haji dari dana infak," tegasnya.
Dia juga menyinggung soal, kuis di TV umroh dan haji kenapa tidak pernah dikritisi. Sedangkan program infak haji gagasan Kabid Parawisata Karawang, mantan Camat Pakisjaya, Drs. Heri Paryono adalah shodaqoh, bukan undian. Bagi yang terpilih berarti panggilan dari Allah untuk menunaikan ibadah haji.
"Saya merasa sedang dengan adanya program IPHI infak haji di Kecamatan Pakisjaya yang telah behasil memberangkatkan 3 orang ke tanah suci, ini keberhasilan yang telah dimotori Heri Paryono, ini kebanggan umat muslim, karena ini bukan program pemerintah, ini program untuk menjalin silaturahmi dan untuk meningkatkan Ukuwah Islamiyah," kata dia.
Selama kebanyakan pejabat yang ada, selalu membuat program jika ada dana, tetapi yang dilakukan Heri Paryono, kata Mukron, justru menggalang dana dari infak dan shodaqoh. "Jika serius, program ini akan terus, buktinya ada dua donatur yang membantu 2 kuota haji di Pakisjaya, ini bukti, program itu baik dan diterima masyarakat," ujarnya. (*)