Endi (kiri) dengan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM di ruang lab BPBPLAPU Cilebar.
BeritaKarawang.com - Budi daya udang di Indonesia sudah tida ada kecuali di Pulau Seram, Maluku itu pun milik negara Jepang yang bekerjasama dengan Jayanti Grup. Kata Ketua Kelompok PPTP (Perhimpunan Pembudidaya Tambak Pantura) Jawa Barat, Endi Muhtarudin, Selasa (27/10/2009) siang saat mendampingi kunjungan Bupati Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, H. A. Nadjamuddin AM, ke tambaknya.
Ketika di Indonesia mengalami hal itu, Endi malah memiliki area tambak udang windu yang saat ini terus dikembangkannya. Kata dia, kegagalan udang berawal disaat masa jaya, di masa itu petambak terlena. Harusnya ketika masa jaya ada data-data sebagai parameter, gunanya untuk rujukan dan acuan ketika akan memproduksi lagi. "Ketika mengalami kegagalan baru sibuk menemukan kesalahan selama bertahun-tahun menanam," katanya.
Hasil temuannya, kegagalan disebabkan ada bakteri berprotein tinggi di lahan tambak, jika protein tinggi busuk dari plankton yang keluar dan mengeluarkan racun. Jadi, sampah yang berbasis dari protein tinggi yaitu sisa pakan, kotoran dan bangkai plankton disiasati dengan reklamasi menggunakan biologi, yaitu bakteri pengurai dari keluarga 'basilus'.
Diakuinya, masa tanam udang yang dilakukannya sekarang ini merupakan titik awal untuk kebangkitan produksi udang, karena dia menerapkan teknologi dan diyakininya akan berkembang di masyarakat. "Saat ini kendalanya adalah pasar, jumlah udang hanya terbatas di pasar lokal sedangkan harga udang tinggi," ucapnya. (*)