CILEBAR, RAKA - Tidak ada bidan yang mengabaikan ibu hamil yang akan bersalin, kalau bidan desa sedang sibuk, persalinan bisa dilakukan bidan dari luar kecamatan, itu sah-sah saja, yang penting ibu dan anak yang baru melahirkan selamat dan sehat. Demikian kata Bidan Tati kepada RAKA, Kamis (3/9) siang di Puskesmas Kertamukti, Kecamatan Cilebar.
Itu diungkapkannya sebagai sanggahan yang menyatakan bidan Cilebar mengabaikan gakin (keluarga miskin). Diakuinya, gakin atau non gakin, warganya yang sedang masa persalinan tetap dilayani dengan baik, tidak membeda-bedakan. Pada persalinan seorang warga Desa Pusakajaya Selatan Sabtu kemarin, memang dia dan bidan yang dipanggil sedang sibuk. "Saat itu Bidan Wiwin sedang menengok ibunya yang sakit, sedangkan di rumah saya sedang melakukan persalinan juga," ucap Tati.
Diceritakannya, dia memang tidak mendatangi ibu hamil yang akan bersalin pada Sabtu malam kemarin itu, karena di rumahnya ada ibu hamil yang akan melahirkan juga. Dia sempat meminta Paraji untuk membawa ibu hamil itu ke rumahnya, tapi setelah ditunggu lama, Paraji belum juga datang membawa pasiennya. Namun, Tati merasa lega setelah mendengar ada bidan lain yang telah menangani ibu hamil yang akan bersalin itu. Menurut Tati, semua bidan sama, yang penting bayi lahir dengan sehat dan ibunya selamat.
Ditanya soal denda Paraji yang melakukan persalinan sendiri tanpa bidan, Tati menyatakan, peraturan itu memang ada tapi hingga kini tidak berlaku, sejak dibuat peraturan itu, hingga kini tidak pernah ada Paraji yang didenda karena melanggar peraturan melakukan persalinan. Lagi pula, selama ini Paraji tidak pernah bekerja sendiri, selalu bersama dengan bidan membantu persalinan. "Cuma Sabtu malam itu saja yang jadi soal, kita memang lagi sibuk, tapi kita sebenarnya tidak mengabaikan, malah kita menunggu Paraji membawa pasiennya ke rumah saya. Waktu kita tidak selamanya luang, kadang ada waktu sibuk melayani pasien sejak pagi hingga malam, bahkan hingga kembali terbit matahari," jelasnya.
Pernyataan bidan Tati ini terkait, bidan di Kecamatan Cilebar yang dianggap melanggar kesepakatan kerjasama dengan Paraji setempat. Dengan dalih sibuk, bidan tidak melayani warga gakin, akhirnya hanya seorang Paraji saja yang bekerja sendiri melakukan persalinan, karena sesuai ketentuan Dinas Kesehatan, persalinan bagi ibu hamil dilakukan oleh bidan, sedangkan Paraji hanya membantu bidan.
Pada persalinan seorang warga Pusakajaya Selatan, bidan tidak hadir bersama Paraji saat persalinan, bidan itu berdalih sibuk, tidak ada di rumah, bahkan sulit dihubungi via handphone. Kasak-kusuk diketahui, ternyata bidan enggan melayani warga gakin. Seperti telah dijelaskan seorang Paraji warga Dusun Sumberjati, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar, Uni (50) menjelaskan, bidan sulit dimintai bantuannya untuk persalinan ibu hamil. (spn)