KUTAWALUYA, RAKA - Titin Binti Ruki (39), warga Dusun Krajan 2B, RT 13/03, Desa Sampalan, Kecamatan Kutawaluya sudah 9 tahun menderita kelenjar gondok. Sulit berobat, warga miskin ini meminta bantuan para dermawan untuk biaya di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Menurutnya, penderitaannya ini harus diakhiri dengan operasi.
Penyakit gondok ini mengganjal leher kanannya sejak dia mengandung putri ke dua, gondoknya itu kian membesar hingga menyesakan nafasnya. Akibat tidak punya biaya untuk berobat, sakitnya itu semakin menjadi dan membesar. Penderitaan Titin semakin lengkap ketika suaminya mencerainya. Kini dia tinggal dalam rumah gubuk dengan orang tua dan kedua anaknya tanpa seorang pun yang menafkahinya.
Melihat hal itu, tetangganya sempat mengulurkan tangan untuk meringankan derita Titin, yaitu dengan memberinya uang yang berhasil terkumpul sebesar Rp 1,7 juta. Titin sempat dibantu Tim Medis Desa, Awih (37) dan dibawa ke RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Karawang. Hasil pemeriksaan, ia dirujuk untuk memeriksa darah ke Bio Medilab Laboratorium Karawang. Melalui pemeriksaan Endokkrinologi dengan biaya Rp 415 ribu, didapat keterangan Titin mengindap penyakit kelenjar gondok.
Setelah mendapatkan keterangan dari Tim Medis RSUD, Titin dianjurkan dioperasi ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, karena RSUD Karawang tidak memiliki alat untuk operasi kelenjar gondok. Karena biaya yang ada telah habis, akhirnya Kepala Desa Sampalan, Jamaludin dan Ketua BPD Kaidi Prawira NS, menyarankan membentuk relawan bakti sosial untuk biaya operasi Titin. Hasil musyawarah BPD, LPM, Ketua DKM (Dewan Keluarga Masjid) dan tokoh masyarakat setempat, hasilnya ditunjuklah salah satu warga bernama Nasep untuk menggalang dana bagi Titin.
Dengan terbentuknya tim relawan tersebut, diharap banyak donatur yang mau membiayai pengobatan Titin, yaitu untuk biaya ke Bandung termasuk biaya keseharian beberapa tetangganya yang mendampingi Titin selama dirawat nanti. Menurut Nasep, persyaratan administrasi seperti Jamkesmas, surat rujukan dari RSUD Karawang termasuk KK (Kartu Keluarga), KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan surat pendukung lainnya telah siap, tinggal menunggu bantuan dari para dermawan untuk biaya operasi.
Seharusnya, pada tanggal 26 Agustus 2009 kemarin, Titin sudah dioperasi di Bandung, tapi karena tidak mengantongi biaya, terpaksa ia menunggu para relawan yang sedang mencari bantuan dana. Namun begiru, ibu dua anak itu pun tak kalah diam, untuk menghidupi dua anaknya, dia bekerja sebagai tukang cuci di rumah kepala desa setempat. (spn)