Paraji Melakukan Persalinan Tanpa Bidan
CILEBAR, RAKA - Bidan di Kecamatan Cilebar melanggar kesepakatan kerjasama dengan Paraji setempat. Dengan dalih sibuk, bidan tidak melayani warga gakin (keluarga miskin), akhirnya hanya seorang Paraji saja yang bekerja sendiri melakukan persalinan.
Sesuai ketentuan Dinas Kesehatan, persalinan bagi ibu hamil dilakukan oleh bidan, sedangkan Paraji hanya membantu bidan. Hal ini dilakukan karena bidan melakukan persalinan sesuai prosedur medis yang tentukan, sedangkan Paraji dianggap kurang mematuhi kriteria kesehatan ibu dan bayi. Namun, beda bagi beberapa bidan di Cilebar, mereka enggan melakukan persalinan warga, sehingga Paraji bekerja seorang diri.
Sesuai perjanjian, jika Paraji melakukan persalinan tanpa memberi tahu bidan setempat, maka Paraji itu akan dikenakan sanksi dan didenda sejumlah uang. Namun begitu, hal ini tidak berlaku di Cilebar, karena yang melanggar adalah bidannya yang tidak mau melakukan persalinan warga gakin. Beberapa bidan yang tidak hadir bersama Paraji saat persalinan ini berdalih sibuk, tidak ada di rumah, bahkan sulit dihubungi via handphone. Kasak-kusuk diketahui, ternyata bidan enggan melayani warga gakin.
Seorang Paraji warga Dusun Sumberjati, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar, Uni (50) menjelaskan, ia terkadang bingung jika para bidan sulit dimintai bantuannya untuk persalinan ibu hamil. "Kalau kita melanggar, yaitu melakukan persalinan tanpa memberitahu bidan, saya kena sanksi Rp 300 ribu kepada bidan, tetapi apabila bidan yang melanggar mereka hanya mengatakan maaf tanpa dikenakan sanksi apapun," jelasnya.
Kesepakatan ini, lanjutnya, harusnya tidak hanya berlaku untuk bidan, sehingga jika Paraji tidak didampingi bidan, para bidan ini malah menuntut dan membuat posisi Paraji jadi sulit setelah bidan menyatakan Paraji kena sanksi. Akibat bidan Cilebar tidak mau menolong gakin, banyak dari ibu hamil memilih persalinan di luar Kecamatan Cilebar dibanding melalui bidan desa yang terkesan bertele-tele ketika akan membantu persalinan.
Kepala UPTD Puskesmas Cilebar, Dr. Cucu saat ditanya via handphone menjelaskan, pihaknya akan menindak bidan yang tidak melaksanakan kewajibannya. Untuk itu, para bidan yang disebut-sebut akan ditarik ke Puskesmas dan sebagai gantinya akan ditugaskan bidan desa lainnya usai lebaran nanti. "Untuk sementara, warga boleh meminta bidan mana saja untuk membantu persalinan," ujarnya.
Kepala Desa Pusakajaya Selatan, Mintra Hendra berharap pengganti bidan desa yang di tarik ke Puskesmas diharap segera diganti lagi, karena masyarakat banyak yang sedang mengandung dan sebagian akan melahirkan pada bulan ini. Kades khawatir jika Kepala Puskesmas tidak sigap, akan mempersulit warga mencari bidan. Selama bidan tidak mau melayani gakin, kata Kades, Paraji harus bebas dari sanksi, karena Paraji bekerja tanpa pilih-pilih pasiennya, kebanyakan Paraji bekerja karena kedekatan emosional sebagai tetangga yang harus saling membantu. (spn)