Alam merupakan objek untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, tidak ada satu pun kebutuhan manusia di dunia ini yang tidak tergantung dari alam. Demikian kata pemerihati lingkungan, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Rabu (12/8) siang.
Menurutnya, pada awal kehidupan, manusia menyesuaikan dengan alam lingkungannya agar dapat bertahan hidup, kemudian keserasian dan keseimbangan dijalankan pada masa itu, yaitu manusia berusaha bersahabat dengan alam. Akan tetapi pada tahap selanjutnya, akibat kebutuhan manusia yang kian meningkat, alam menjadi kian banyak berubah, bahkan manusia cenderung melakukan eksploitasi secara besar-besaran.
Asas keserasian dan keseimbangan mulai ditinggalkan, manusia pun tidak peduli lagi bahwa alam yang dimanfaatkan tidak selamanya menyediakan kebutuhan bagi manusia. Hal itulah yang mendasari adanya extrakurikuler pecinta alam di SMA Negeri 1 Batujaya binaan Kholid, dia mengarahkan siswa untuk dibina dan mampu mewujudkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara manusia dengan alam. "Selain itu pun agar terbentuk manusia Indonesia sebagai insan yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina alam dan lingkungan hidup," ujarnya.
Pada dasarnya konsep exkul pecinta alam menanamkan kesadaran dan tanggung jawab siswa pada kelestarian alam. Untuk menunjang hal itu, maka dilakukan dengan berbagai kegiatan ilmiah seperti observasi alam, penelitian, pengelolaan lingkungan dan lain sebagainya. "Sebagian besar kegiatannya langsung di alam terbuka, maka siswa pun dibekali dengan keterampilan teknis hidup di alam terbuka, seperti latihan fisik yang intensif, hiking, rock climbing, survival, penyusuran Sungai Citarum, penyusuran pantai, PPPK, Biologi praktis dan lainnya," jelasnya.
Namun karena siswa ini tinggal di wilayah pesisir, maka mereka lebih banyak kegiatan di pantai dibanding di gunung. Ini mungkin beda dengan pecinta alam lain yang lebih fokus di gunung. "Apalagi laut, pantai dan tambak adalah mata pencaharian sebagian besar orang tua siswa, maka siswa harus dapat beradaptasi dengan hal-hal tersebut," kata Kholid.
Hancurnya hutan mangrove, abrasi pantai, gelombang pasang, banjir rob, cuaca dan badai yang tak menentu, sengatan sinar matahari, hempasan angin dan gelombang, sulitnya air tawar, adalah kondisi alam yang extrim sebagai tantangan yang harus dihadapi manusia sekarang. "Selain banyak biota laut yang dapat dipelajari, jiwa petualang pun harus benar-benar dimiliki," tukasnya. (*)