KARAWANG NEWS - Ditengah kesulitan bantuan permodal ekonomi, ternyata geliat rumah industri masih eksis. Seperti yang dilakukan beberapa perajin dompet di Desa Kampungsawah, Kecamatan Jayakerta. Satu rumah industri di desa ini mampu mengirim hingga 800 lusin dompet berbagai jenis.
Hasil kerajinan tangan ini dijual ke Jakarta, Bogor, Purwakarta dan ke beberapa pasar Cikampek, Karawang dan Rengasdengklok. Perajin dompet ini mulai ada di Desa Kampungsawah sejak tahun 1995 lalu, dibawa oleh seorang pekerja dompet dari Jakarta yaitu Suro yang sengaja membuka usaha di kampung halamannya sendiri. Seiring waktu, beberapa warga lainnya mengikuti jejak Suro dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Dan alhasil, para perajin ini sukses.
Seorang pengusaha rumah industri dompet, Komarudin menjelaskan, sejak tahun 1995 hingga kini para pengusaha ini bertahan untuk tetap ada, karena jika akan berkembang perlu ditopang dana yang cukup. Dalam hal ini yang harus berperan aktif membantu adalah pemerintah. Selama ini, pengusaha kecil dompet di Kampungsawah berusaha untuk bisnis mandiri, terus berusaha memasarkan hasil kerajinannya untuk bisa diterima di berbagai daerah.
Hal senada dikatakan perajin dompet lainnya, H. Jaja Jamaludin (39), mulai tahun 2002 dia sendiri yang memasarkan dompet buatannya ke pasar. Dan kini, berbagai jenis dompet buatannya sudah tersebar hingga Tanggerang, Pasar Pagi, dan Jatinegara Jakarta. Dalam seminggu, dia berhasil memproduksi dompet sebanyak 800 lusin. "Yang kita butuhkan saat ini adalah 15 mesin jahit, harga tiap mesin jahit Rp 1,5 juta. Dan usaha kita ini sebagai lapangan pekerjaan bagi warga setempat," jelasnya. (*)
Hasil kerajinan tangan ini dijual ke Jakarta, Bogor, Purwakarta dan ke beberapa pasar Cikampek, Karawang dan Rengasdengklok. Perajin dompet ini mulai ada di Desa Kampungsawah sejak tahun 1995 lalu, dibawa oleh seorang pekerja dompet dari Jakarta yaitu Suro yang sengaja membuka usaha di kampung halamannya sendiri. Seiring waktu, beberapa warga lainnya mengikuti jejak Suro dengan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Dan alhasil, para perajin ini sukses.
Seorang pengusaha rumah industri dompet, Komarudin menjelaskan, sejak tahun 1995 hingga kini para pengusaha ini bertahan untuk tetap ada, karena jika akan berkembang perlu ditopang dana yang cukup. Dalam hal ini yang harus berperan aktif membantu adalah pemerintah. Selama ini, pengusaha kecil dompet di Kampungsawah berusaha untuk bisnis mandiri, terus berusaha memasarkan hasil kerajinannya untuk bisa diterima di berbagai daerah.
Hal senada dikatakan perajin dompet lainnya, H. Jaja Jamaludin (39), mulai tahun 2002 dia sendiri yang memasarkan dompet buatannya ke pasar. Dan kini, berbagai jenis dompet buatannya sudah tersebar hingga Tanggerang, Pasar Pagi, dan Jatinegara Jakarta. Dalam seminggu, dia berhasil memproduksi dompet sebanyak 800 lusin. "Yang kita butuhkan saat ini adalah 15 mesin jahit, harga tiap mesin jahit Rp 1,5 juta. Dan usaha kita ini sebagai lapangan pekerjaan bagi warga setempat," jelasnya. (*)