KARAWANG NEWS - Sekolah gratis harus disikapi dengan proporsional, ini merupakan itikad sangat bagus dari pemerintah yang ingin memberikan kesempatan kepada keluarga tidak mampu untuk bisa mendapatkan kesempatan belajar. Demikian dijelaskan Kepala SMK Perbankan Indonesia, Bambang Pranowo didampingi Kepala SMK Ristek, Drs. Darsono Sumedi, Rabu (15/7) siang.
"Isu pendidikan ini sangat srategis, karena segala persoalan budaya dan teknologi tidak terlepas dari keberhasilan suatu negara dalam menjalankan pendidikan. Ini program yang ideal dan bagus," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menambahkan, untuk menjalankan program pendidikan yang layak, lembaga sekolah selalu dihadapkan pada tantangan-tantangan yang cukup kompleks terutama dari sarana dan fasilitas sekolah, fasilitas ini akan memberikan dukungan yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Target pendidikan pun tak lepas dilihat dari SDM (Sumber Daya Manusia) pengajar lembaga juga SDM siswa.
Bicara soal SDM yang kompetitif dan profesional, lanjutnya, tentu saja ini harus menyelaraskan kemajuan di berbagai bidang, maka guru harus tetap bisa menyelaraskan kemampuannya di semua bidang, ini membutuhkan biaya besar untuk tetap menjaga kompetensi guru yang 'up to date'.
"Pada program pendidikan gratis ini, DSP gratis pun harus disesuaikan dengan keaadaan sarana dan prasarana juga SDM yang baik. Sekolah gratis memang mempermudahkan masyarakat menyekolahkan putra-putrinya, tapi jangan sampai dengan digratiskan sekolah nantinya akan mengganggu pencapaian tujuan pendidikan akibat sarana pendidikan yang kurang," ucapnya.
Kita harus sikapi baik pendidikan gratis ini di Kabupaten Karawang untuk memberikan kesempatan belajar pada siswa. Selama ini tantangan yang dihadapi sekolah adalah fasilitas dan SDM sekolah yang masih membutuhkan biaya besar dan ini perlu ada dukungan dari pemerintah. Sedangkan untuk sekolah swasta belum memungkinkan untuk bisa menjalankan sekolah gratis, karena kemampuan pengelola yayasan yang satu dengan yang lain tidak sama, ada yayasan yang memiliki basis usaha yang mendukung sekolah. "Bagi sekolah swasta, masih mengandalkan dari orang tua. Dan saya pikir ini perlu perhatian dari semua pihak termasuk pemeritah," ujarnya.
Kata dia, Indonesia tidak mungkin bisa gratis, karena penyebaran pendidikan tiap daerah dan sekolah tidak merata. Gratis bisa berjalan jika keadaan yang ideal sudah terpenuhi, diantaranya sarana dan kerjasama dengan lembaga pendonor ditambah sekolah itu sudah memiliki semacam unit usaha sendiri. Sementara itu, Bambang menyatakan, PSB gratis untuk SMA/SMK di Kabupaten Karawang ini tidak mempengaruhi SMK Ristek dan SMK Perbankan Indonesia.
Kata dia, bahkan PSB di sekolah swasta ini sesuai dengan target. Meski diakuinya, pengembangan sekolah swasta jauh lebih sulit dibanding sekolah negeri, karena sekolah swasta bekerja dan berusaha keras sendiri untuk mencukupi fasilitas sekolah. "Kami siap melangkah ke depan, kita selama ini telah menunjukan tanggungjawab besar dan sudah diperlihatkan pada masyarakat, diantaranya pembangunan sekolah dan melengkapi fasilitas pendidikan," ucapnya.
Jika ada lembaga yang giat dan berusaha keras membangun, lanjutnya, harusnya dari lembaga sekolah negeri lain ikut, apalagi lembaga pendidikan negeri ini sudah disuport oleh pemerintah, setidaknya lembaga pendidikan negeri mampu memperlihatkan prestasi juga sarana dan sekolahnya tidak terlihat biasa-biasa saja. Dan jika ada sekolah swasta lebih menonjol dan bagus, itu sudah pasti dilaluinya dengan proses yang sangat berat, bahkan dua kali lebih berat dibanding sekolah negeri. "Saya harap ini harus ada apresiasi dari pemerintah," tukasnya.
Dijelaskan Bambang, SMK Perbankan Indonesia akan lounching kelas Internasional pada awal Agustus 2009 nanti, yaitu kelas yang dipersiapkan memiliki kompetitive advantage atau siswa yang memiliki suatu keunggulan, kehebatan untuk bersaing dengan orang lain secara global. Rencananya kelas Internasional ini akan dilaksanakan bertahap, pada enam bulan awal siswa akan diberikan materi dan praktek Bahasa Inggris secara aktif.
Pada kelas tiga nanti, siswa diharapkan mampu bersaing dengan sekolah unggulan lainnya. Dan SMK ini sengaja meluncurkan kelas Internasional dengan konsep sederhana, yaitu siswa belajar seperti biasa. Tahapannya, setelah siswa belajar reguler, mereka harus belajar Bahasa Inggris setiap hari. Kemudian enam bulan berikutnya dimulai untuk menerapkan pengantar dengan menggunakan Bahasa Inggris, "Kita mengawali dari apa yang kita bisa sekarang," jelasnya. (*)