• Jelajahi

    Copyright © KarawangNews.com - Pelopor Media Online di Karawang
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Petani Kutawaluya Mengaku Rugi Panen

    Rabu, 22 Juli 2009
    KARAWANG NEWS - Masalah petani sepertinya tak pernah usai, berbagai persoalan terus mendera mereka, mulai dari hama, pupuk mahal hingga produksi yang merosot. Seperti diungkapkan petani Kecamatan Kutawaluya H. Abdul Rozak, Selasa (21/7) siang, tak bisa dipungkiri bahwa pertanian Karawang anjlok.
     
    Dijelaskannya, pada musim gaduh ini petani telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar hasil panen nanti tidak mengecewakan, modal petani yang telah dikeluarkan selama musim tanam diantaranya biaya pengolahan tanah Rp 500 ribu, sewa mesin traktor Rp 500 ribu, tanam bibit (tandur) Rp 500 ribu, pupuk urea 2 kwintal/hektar sekitar Rp 270 ribu, pupuk TSP 36 sebanyak 1 kwintal Rp 180 ribu, bibit unggul yang harga per kg Rp 9 ribu dikali kebutuhan sebanyak 20 kg menjadi Rp 180 ribu, ditambah obat septisida Rp 500 ribu. "Itu semua biaya setandar per musim yang dikeluarkan para petani," ujarnya.
     
    Diakuinya, para petani di Kecamatan Kutawaluya memperoleh produksi saat panen sekitar 4 ton per hektarnya, seharusnya produksi panen bisa lebih dari itu, tetapi ada beberapa kendala yang selalu dihadapi petani mulai sejak tanam sampai panen, diantaranya unsur tanah yang mulai berkurang akibat selalu di beri obat yang tidak ramah lingkungan, sehingga ekosistim sawah mati.
    Jadi, lanjutnya, kerugian petani sebenarnya bukan karena hama saja tetapi manusia pun ikut andil membuat produksi panen merosot, misalkan sarana saluran air yang selalu diperebutkan, pemakaian pupuk kimia berlebihan. "Apalagi kalau sampai puso lengkaplah penderitaan yang dialami petani. Kerja keras yang telah dilakukan akan sia-sia apabila hal itu terjadi, wajar kalau selama ini posisi petani selalu dilematis dan merugi," ujarnya.
     
     
    Selain itu, petani pun kerap dipusingkan oleh pemotong padi yang datang eksodus dari daerah lain dengan tujuan memungut sisa padi yang telah di panen. Dia mencotohkan, dalam satu hektar pemotong padi ada 50 orang sedangkan yang memungut sisa padi mencapai 100 orang, yang menjadi petani rugi kalau si pemotong padi suaminya lalu yang memungut sisa padi istrinya. "Pemotong padi tidak menuai sampai bersih, kalau rata-rata pemungut menghasilkan 10 kg saja, berarti dalam satu hektar petani rugi sekitar 1 ton gabah," katanya. (*)
    Kolom netizen

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam


    Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)

    Berita Terbaru

    lingkungan

    +