CILEBAR, RAKA - Sedikitnya 40 hektar sawah di Dusun Cimunclak, Desa Pusakajaya Selatan, Kecamatan Cilebar gagal tanam musim ini. Pasalnya, air irigasi tidak bisa mengairi persawahan tersebut, ini akibat debit air yang kurang. Padahal sebelumnya para petani tidak pernah mengeluhkan kekurangan air seperti musim ini.
Seperti diungkapkan petani setempat, Uwat (45), untuk mengairi sawah dia terpaksa harus menyewa mesin pompa air, karena jika tidak begitu, sawahnya akan kekeringan. Diakuinya, mesin pompa itu hanya cukup untuk mengairi sebagian sawah, sedangkan sebagian sawah lainnya tetap saja kering. Dan pada musim ini, sawahnya tidak digarap. "Selain sulit air, juga banyak petani yang tidak mampu menyewa mesin pompa," ujarnya.
Selain di Desa Pusakajaya Selatan, Desa Pusakajaya Utara pun mengalami hal sama, beberapa hektar sawah tidak bisa dialiri air dari saluran sekunder terdekat. Diakui beberapa petani, masalah yang sedang mereka hadapi ini hanya dilirik PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) setempat, tapi hingga kemarin belum terlihat ada upaya untuk mengatasinya. "PPL hanya melihat-lihat saja, tapi belum ada upaya untuk mengatasi kesulitan yang dialami petani," ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Pusakajaya Selatan, Mintra Hendra menyatakan, keluhan para petaninya ini akan berimbas minimnya PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dari petani kepada pemerintah desa dan iuran 'rutin', mereka tidak akan sanggup membayar karena sawahnyanya tidak bisa digarap.
Dengan ini, Kepala Desa meminta pada Pemda Karawang, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Karawang untuk segera menyediakan mesin pompa air bagi para petani yang sawahnya kekeringan, agar petani ini dapat mengolah lahan sawah dan bisa menanam padi di musim ini. (spn)