Penetapan penghitungan suara Pilpres 2009 di aula Kecamatan Rengasdengklok.
KARAWANG NEWS - Pada Pilpres (Pemilihan presiden) tahun 2009 ini ada peningkatan partisipasi masyarakat Kecamatan Rengasdengklok sebanyak 76 persen dibanding Pileg (Pemilihan legislatif) sekitar 73 persen. Dari hasil ini, diharap persentase partisipasi bisa dipertahankan hingga Pilkada (Pemilihan daerah) tahun 2010 mendatang.
Demikian kata Ketua KPUD (Komisi Pemilihan Umum Daerah) Kabupaten Karawang, Emay kepada RAKA, Jumat (10/7) siang di sela penetapan penghitungan suara Pilpres 2009 di aula Kecamatan Rengasdengklok. Kata dia, Karawang dinobatkan sebuah kabupaten yang layak didatangi KPU Provinsi Jawa Barat, tidak ada orang yang mengira Karawang mampu melaksanakan Pilpres dengan sejuk tanpa suhu konflik apapun. "Saya ucapkan terima kasih pada semua unsur yang telah mensukseskan Pilpres 2009 di Kabupaten Karawang, termasuk pada bupati, kejaksaan, TNI, Polri, PPK, PPS dan masyarakat," ujarnya.
Diakuinya, hingga kemarin siang dia belum mendatangi semua PPK dan PPS se-Kabupaten Karawang, mengingat jangkauan yang sangat luas. Namun begitu, dia memuji semua kinerja PPK dan PPS di Kabupaten Karawang yang telah melakukan Pemilu (Pemilihan umum) dengan sangat baik. "Dalam waktu seminggu, kita sudah mengetahui Pilpres ini akan berjalan satu putaran saja dan saya rasa sangat efesien," paparnya.
Lebih lanjut dia menyatakan, saking sejuknya suasana Pilpres di kabupaten ini, saat penghitungan suara pun diwarnai senda gurau oleh masing-masing saksi dan semua telah menerima hasil Pilpres yang telah dilaksanakan 8 Juli 2009 kemarin. Hasil Pilpres ini, kata Emay, merupakan kebanggaan bagi masyarakat Karawang, mengingat silaturahmi dan persaudaraan tetap terjalin meski masing-masing saksi berusaha untuk saling mengawasi jika terjadi kecurangan saat penghitungan.
Sementara itu, sebanyak 73.826 orang yang telah menyalurkan suara 8 Juli kemarin banyak yang memilik pasangan SBY-Boediono. Tercatat, pasangan nomor satu Mega-Prabowo mengantongi suara sebanyak 21.210 suara, nomor dua SBY-Boediono 31.711 suara dan nomor tiga JK-Wiranto sekitar 2.718 suara. Sedangkan suara tidak sah tercatat 2.907. (*)