RENGASDENGKLOK, RAKA - Sejumlah Satpol PP Rengasdengklok membongkar warung remang-remang di pinggir saluran induk, Dusun Bakanjati, Desa Karyasari, Jumat (5/6) siang, menyusul rencana warga yang akan melakukan aksi pembakaran warung itu, mengingat lokasi tersebut sering digunakan untuk mesum dan kerap jadi lokasi mabuk-mabukan.
Aksi masa ini sempat di warnai aksi kericuhan, warga yang mengepung warung itu adalah ibu-ibu pengajian Al Hidayah yang geram melihat kemaksiatan terjadi di tengah lingkungannya. Beberapa hari lalu, warung inik diserbu dan dibongkar, tapi tidak tuntas. Melihat itu warga setempat tidak puas, sehingga meminta warung diratakan dengan tanah.
Diantara jamaah Al Hidayah itu, ada yang sempat teriak-teriak 'bongkar dan bakar sekarang'. Namun, aksi mereka diredam oleh Satpol PP dan kepala dusun setempat dengan melakukan musyawarah di lokasi warung itu. Dilihat, ada beberapa warga yang membawa jerigen minyak tanah, mereka sudah siap akan membakar warung yang dijadikan lokasi maksiat itu.
Selasa (2/6) lalu, warung ini sempat didemo. Pemilik warung berjanji kepada warga akan membongkar sendiri, namun hingga kemarin tidak ada tanda-tanda warung itu akan dibongkar. Akhirnya warga terpaksa bergerak mendatangi dan mengobrak-abrik warung tersebut.
Menurut penuturan beberapa warga, warung itu sudah sangat meresahkan, tapi belum juga ada pembongkaran dari petugas, seperti dituturkan salah seorang jamaah pengajian Al Hidayah, Noneng (43) warga RT 04/02. Ia mengatakan kalu warung itu sangat mengganggu kerukunan rumah tangga warga setempat, karena dipakai untuk sarang para PSK (Pekerja Seks Komersial). "Saya takut warung itu terus jadi tempat mesum para hidung belang," katanya.
Ibu pengajian lainya, Ebah (36) mengatakan, warung itu sudah mencemarkan nama baik desanya yang tekenal disebut-sebut sebagai desa santrinya Rengasdengklok. "Warung itu sering dijadikan tempat mangkal para preman untuk mabuk-mabukan," katanya.
Ketika aksi tersebut, sempat terjadi kericuhan antara pemilik warung dengan warga. Namun kericuhan itu bisa ditangani pihak Satpol PP dengan mengadakan negosiasi antara pemilik warung dan Kepala Dusun Hasan Basri untuk menyerahkan pembongkaran kepada pihak Satpol PP.
Pembongkaran warung inki lakukan Satpol PP pukul 10.30 WIB, tapi warga tetap tidak terima jika warung belum benar-benar rata dengan tanah, karena warga tidak menginginkan warung kembali beroprasi. Ketua Pengajian Al Hidayah, Siti Aminah (45), meski sudah diperingatkan beberapa waktu sebelumnya, warung itu masih saja buka. "Biasanya kalau siang terlihat sepi, tapi kalo malam warung ramai," ungkapnya.
Jika warung tidak dibongkar warga merencanakan akan membakar warung bersama-sama, biasanya kalo sudah dibakar warung itu malah buka lagi. Sementara itu, Hasan Basri berjanji akan membongkar warung supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. "Saya cuma kasihan kepada pemilik rumah, saya takut bila ada pembakaran, akan memakan korban jiwa," katanya.
Kasi Trantib Satpol PP Rengasdengklok, Darian menegaskan, pihaknya akan melakukan pembongkaran jika sudah ada surat pengaduan. Pihaknya mengaku tidak akan asal bongkar, kecuali sesuai prosedur. Saat diminta keterangan, AKP Muji Harja mengatakan, warung tersebut sudah menjadi target operasi pekat. (sigit)