KARAWANG NEWS - Pilpres 2009 ini kemungkinan terjadi dua putaran, karena kekuatan ketiga pasangan capres (calon presiden) akan berimbang. Dan sistem satu putaran pada Pilpres sekarang dianggap pembodohan politik terhadap masyarakat Indonesia.
Demikian kata Ketua Bappilu (Badan Pemenangan Pemilu) DPC PDI Perjuangan, H. Tono Bahtiar, kepada RAKA, kemarin. Diakuinya, PDI Perjuangan sedang mengatur waktu yang tepat untuk memenangkan Megawati dan Prabowo pada Pilpres 8 Juli 2009 mendatang. "Kita mengkampanyekan Mega-Prabowo menggunakan cara berbeda, kita akan memberi mendatangi rumah warga dan meminta dukungan kepada mereka untuk memilih Mega-Prabowo," ujarnya.
Permintaan dukungan itu, lanjutnya, dengan memberikan kartu nama Mega-Prabowo lengkap tanda tangan kedua capres dan cawapres itu. Secara tertulis Mega-Prabowo pun akan meminta langsung dukungan masyarakat Kabupaten Karawang. Soal Pilpres satu putaran, Tono menandaskan, sistem parlemen presidensial akan melemah, kekuatan mereka (pemerintah yang dipimpin SBY-Budiono, red) akan dipatahkan oposisinya yang ada di parlemen, karena PDI Perjuangan dan Partai Golkar adalah kekuatan besar di parleman, kalau kedua partai itu bersatu maka akan jadi bumerang bagi tata kenegaraan dan yang menyangkut keputusan politik. "PDI Perjuangan ini kekuatan besar dan mengakar pada semua elemen," ucapnya.
Diakuinya, memang baliho Mega-Prabowo di Kabupaten Karawang ini kurang, tidak sebanyak dua pasangan capres lainnya. Namun, pada 2 Juli 2009 besok, semua elemen partai pengusung dan pendukung termasuk relawan yang tersebar di Kabupaten Karawang akan dikerahkan. Pada tanggal itu, akan diadakan kegiatan besar di GOR Panatayuda Karawang dengan menghadirkan juru kampanye nasional pemenangan Mega-Prabowo. Jika masyarakat jeli memilih, kata Tono, mereka akan memilih Mega-Prabowo, karena keduanya memiliki terobosan yang maju dibanding calon yang lain, apalagi keduanya menyatakan 'pro rakyat'.
Mengomentari poling SMS atau capres dan cawapres di media TV, Tono menegaskan, poling ini sudah tidak sehat, lembaga survei diseting untuk mendukung salah satu kandidat. Kata dia, survei ini awalnya sebagai kajian ilmiah, tapi sekarang dijadikan sarana mendukung, termasuk poling SMS. "Pendukung Mega-Prabowo sebenarnya lebih banyak, karena mayoritas mereka adalah wong cilik yang tidak memiliki handphone," jelasnya. (spn)