RENGASDENGKLOK, RAKA - Sulitnya bekerja memaksa sejumlah lulusan sekolah harus membuka usaha sendiri. Seperti yang dilakukan warga Dusun Blokraton RT 28/06, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, Dede Ono (30), dia membuka bengkel motor kecil di teras rumahnya sendiri.
Dia menerima servis motor berbagai jenis bahkan dia sering menerima motor 'tune up' untuk balapan. Kadang, servis tak cukup sehari sesuai tingkat kesulitannya, ada beberapa motor diinapkan layaknya pasien rumah sakit. "Saya selalu menjamin motor aman dan hasil perbaikannya pun bagus, tidak mengecewakan konsumen," ujarnya.
Diakuinya, bengkel motor tidak selalu identik harus berada dipinggir jalan, teras rumah pun masih bisa diandalkan sebagai mata pencaharian, bahkan jika pelayanannya memuaskan bisa lebih ramai dikunjungi konsumen. Kata Dedes, ramainya bengkel motor bukan dilirik dari lokasi yang mudah dijangkau, tapi lebih mengutamakan pelayanannya dan kualitas. Sebab, dengan mengutamakan pelayanan kepada pelanggan konsumen, meski bengkel itu berada dalam teras rumah, tetap akan ramai dikunjungi.
Kata dia, sengaja menjalankan usaha bengkel motor di teras rumahnya, karena tidak sanggup membeli atau sewa lahan dipinggir jalan. Sampai sekarang bengkelnya sudah berjalan selama dua tahun. Selama buka usaha bengkel dia selalu mendapatkan order servis motor, hampir setiap hari. "Sehari, sedikitnya lima motor yang diservis," ucapnya.
Harga servis motor sekitar Rp 15 ribu, itu pun bukan harga tetap melainkan masih bisa dinego, terlebih dia sendiri tidak pernah memaksa konsumennya harus membayar sejumlah biaya servis, kecuali harga untuk mengganti suku cadang. Kadang, dia tidak menyebutkan jumlah biaya servis kepada konsumennya. Namun begitu, sejumlah konsumen tahu berapa biaya yang harus mereka keluarkan sebagai ongkos lelah untuk sang mekanik ini. (spn)