TIRTAJAYA, RAKA - Nelayan butuh bantuan koperasi karena selama ini Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Tambak Sari, Kecamatan Tirtajaya sudah tidak beroperasi lagi, ibarat mati suri, tidak seperti TPI di daerah lain. Untuk memenuhi kebutuhan melaut, tak sedikit para nelayan yang meminjam uang ke tengkulak untuk menutupi kebutuhannya.
Beberapa nelayan menyebutkan, kini sedang musim timur dan ikan yang banyak ditangkap adalah ikan teri nasi biasanya dijadikan ikan kering atau ikan asin dan dikirim ke Jakarta, harga perkilonya dijual antara Rp 13 ribu sampai Rp 14 ribu kepada tengkulak. Setiap hari, pendapatan tidak kurang dari 5-7 kwintal.
Seorang nelayan asal Indramayu, Selamet (42) menuturkan, jika TPI Tambak Sari beroperasi, maka nelayan tidak akan terlalu kesulitan jika akan melaut, karena ada koperasi yang membantu biaya operasional. "Kalau sekarang tidak di bantu para
tengkulak, kemungkinan nelayan tidak bisa melaut," ungkapnya.
tengkulak, kemungkinan nelayan tidak bisa melaut," ungkapnya.
Penghasilan nelayan setiap harinya berkisar 40 kg-60 kg ikan teri basah, kebutuhan biaya operasional melaut Rp 200 ribu dengan anak buah kapal (ABK) 6 orang sedangkan penghasilan tangkapan sekitar Rp 500 - Rp 600 ribu. Seorang bos tengkulak, Japra (35) warga setempat membenarkan kesulitan para nelayan pada saat akan melaut karena lelang tidak beroperasi sejak dua tahun lalu. Untuk itu dia berinisiatif membeli hasil tangkapan nelayan dengan harga yang sesuai di pasaran, sehingga para nelayan dapat penghasilan untuk menghidupi keluarganya.
Meski TPI tidak aktif, tapi para tengkulak tetap membayar retribusi kepada penjaga kelompok masyarakat pengawas nelayan (Pokmaswas) yang di rekrut dinas perikanan Kabupaten Karawang. (spn)