RENGASDENGKLOK, RAKA - Judi togel ibarat penyakit jamuran, meski berulang kali pengedar judi togel dibekuk polisi, tapi togel tetap marak di tengah lingkungan masyarakat. Judi ini sangat meresahkan, diantaranya judi ini secara langsung mempengaruhi keuangan rumah tangga.
Diketahui, segala bentuk perjudian selalu membawa dampak negatif bagi masyarakat mulai dari dampak sosial hingga ekonomi. Meski demikian hal ini masih sulit disikapi meski beberapa kali sikap tegas polisi sudah dilakukan untuk meredamnya. Seperti judi togel ini, jenis permainannya sederhana. Pertama, pemasang diharuskan menaruhkan sejumlah uang paling minim Rp 1000 rupiah untuk menebak beberapa angka, mulai dari 2 angka hingga 4 angka secara acak dan dikumpulkan oleh para pengecernya.
Peredaran judi ini sulit diketahui, sebab pelaku yang ada di masyarakat hanya pengedarnya, yaitu mengumpulkan sejumlah uang pasangan berikut kuponnya, sementara bandarnya sulit dilacak. Para penjudi ini lebih mementingkan uangnya untuk ditaruhkan dibanding harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Para petaruh berharap, dari uang sedikit bisa berlipat ganda, bahkan bisa membuat penjudinya kaya mendadak. Meski begitu, selama ini belum pernah terdengar ada yang sukses hasil berjudi, malah sebaliknya terdengar kabar banyak rumah tangga carut marut akibat judi, juga bercerai akibat tidak bisa menafkahi keluarga.
Selama ini, perjudian sering membuat para pelakunya berperilaku negati, seperti dikatakan seorang ibu rumah tangga yang tidak mau disebutkan namanya, kepada RAKA Minggu (12/6) siang, warga Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes ini mengungkapakan, suaminya masih sering menaruhkan uang yang ditukar dengan selembar kupon togel di Rengsdengklok, padahal untuk memenuhi sejumlah kebutuhan keluaga suaminya masih banyak kekurangan. Akhirnya ia sering bertengkar hingga terancam diceraikan suaminya karena ia sering melarangnya suaminya berjudi."Jadi serba salah, dilarang malah mengancam cerai dan jika tidak dilarang ekonomi keluarga kami hancur," ungkapnya.
Meskipun sekarang ibu tersebut tidak bisa menghalangi, namun ia mengadu untuk memohon agar petugas yang berwenang bisa lebih gencar melakukan operasi pemberantasan perjudian seperti togel dan bentuk judi lainnya, karena hingga kini masih saja marak perjudian di tengah lingkungan masyarakat yang sangat meresahkan. Jika dibiarkan, akan banyak lagi masalah sosial di masyarakat. "Kalau bisa perjudian harus benar-benar hilang," harapnya ibu itu.
Hal senada dikatakan warga Desa Rengasdengklok Selatan, Sidik, menurutnya, meski selama ini banyak pengedar togel tertangkap tetap saja togel masih marak, karena bandarnya tidak bisa terungkap. Dan sampai saat ini judi tersebut masih marak dan terus meresahkan. "Kalau akarnya tidak dicabut pasti akan tumbuh lagi, mirip seperti jamuran," ucapnya. (sigit)