"Penemuan Candi Jiwa Batujaya kini sudah banyak membawa manfaat bagi masyarakat Batujaya dari segi ekonomi dan pengetahuan sejarah nasional. Candi ini memiliki nilai sejarah penting secara nasional dan internasional, mengingat usi candi ini lebih tua dibanding Candi Borobuddur," kata Bonang (70), penjaga Candi Jiwa dan Candi Balandongan di Desa Segaran, Kecamatan Batujaya, Senin (1/6) siang.
Diakuinya, setiap hari dia mengawasi kedua candi tersebut, sedangkan warga setempat menyebut dirinya adalah Sang Kuncen. Penghasilan yang dia peroleh sering didapatkannya dari pengunjung yang sengaja ingin melihat candi ini. "Meski besarnya tidak seberapa, tapi saya sudah merasa senang bisa menjaga candi-candi ini," ujarnya.
Diceritakannya, semula tanah seluas tiga hektar yang kini berdiri candi adalah tanah yang disebut-sebut masyarakat setempat lemah duhur, karena kondisi tanah yang menggunung di tengah hamparan sawah. Namun, setelah para ahli purbakala dan mahasiswa yang meneliti dan menggali di lokasi tanah yang menggunung tersebut, secara otomatis kondisi desa jadi berubah, karena menjadi perhatian nasional dan internasional.
Candi ini baru diketahui setelah lemah duhur digali, setelah diketahui gundukan tanah itu adalah bangunan candi, baru masyarakat mengetahui bahwa tempat pengangonan domba itu adalah sebuah candi peninggalan jaman purbakala.
Sejak ditemukannya candi tersebut, masyarakat mulai bisa merasakan manfaat keberadaan candi-candi purbakala ini, diantaranya bisa menambah pendapatan masyarakat. Seperti perayaan Waisak kemarin, datangnya pengunjung otomatis menambah pemasukan bagi warga setempat yang membuka usaha. Dan masyarakat petani di desa ini, bisa menjadi pedagang dadakan ketika ada acara sakral di pelataran candi. (cr1)
Sejak ditemukannya candi tersebut, masyarakat mulai bisa merasakan manfaat keberadaan candi-candi purbakala ini, diantaranya bisa menambah pendapatan masyarakat. Seperti perayaan Waisak kemarin, datangnya pengunjung otomatis menambah pemasukan bagi warga setempat yang membuka usaha. Dan masyarakat petani di desa ini, bisa menjadi pedagang dadakan ketika ada acara sakral di pelataran candi. (cr1)