TIRTAJAYA, RAKA - Pintu air tersier yang mengairi 200 hektar sawah di Desa Gempol Karya, Kecamatan Tirtajaya rusak berat akibat terlindas alat keruk saat
pengerukan saluran irigasi sepanjang jalur di Kecamatan Tirtajaya beberapa waktu lalu, akibatnya pintu air tidak lagi bisa dibuka dan ditutup.
pengerukan saluran irigasi sepanjang jalur di Kecamatan Tirtajaya beberapa waktu lalu, akibatnya pintu air tidak lagi bisa dibuka dan ditutup.
Dijelaskan Kades Gempolkarya, Acep Doyok kepada RAKA, Rabu (3/6) siang, kerusakan pintu saluran tersier itu berimbas merugikan petani yang akan memanen sawahnya, karena air itu tidak mengalir normal melainkan limpas dan membanjiri persawahan yang akan dipanen. Padahal, sawah yang akan dipanen itu seharunya kering dari air.
Kata Acep Doyok, kerusakan pintu air itu akan mengganggu aktivitas para petani ketika menuai padi. Selain itu, air selalu terbuang percuma karena pintu airnya tidak lagi dapat menahan aliran air. Dan kerusakan pintu air itu telah
diajukan kedinas terkait tapi belum realisasi.
diajukan kedinas terkait tapi belum realisasi.
Lebih lanjut kades mengatakan, di musim ketiga biasanya petani selalu mengeringkan sawahnya. Juga saat panen tanah sawah harus dalam kondisi kering, tetapi akibat rusaknya pintu air tersebut yang tidak berfungsi, maka sawah padi yang telah menguning itu jadi banjir. Kepala Dusun Gempol, Jaya Daslim (35) menyatakan, keterlambatan perbaikan pintu air ini akan berimbas pada pertanian di daerahnya, air yang sulit dibendung itu akan mengalir tak beraturan. (sigit)