• Jelajahi

    Copyright © KarawangNews.com - Pelopor Media Online di Karawang
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Kholid: Biarkan CO2 Diserap Alami Oleh Bumi

    Kamis, 28 Mei 2009
    KARBONDIOKSIDA atau CO2 yang menumpuk di atmosfir telah menyebabkan efek rumah kaca sampai menaikan suhu permukaan bumi, ternyata tidak mungkin kita buang secara memuaskan. Salah satu cara yang paling efektif ternyata membiarkan CO2 itu diserap secara alami oleh ekosistem yang ada di alam. Ini lebih alamiah dan bisa terjadi secara besar-besaran.
    Demikian kata pemerhati lingkungan juga pengajar SMAN 1 Batujaya, Kholid Al Kautsar, kepada RAKA, Selasa (26/5) siang. Menurutnya, di daratan ekosistem penyerap itu berupa hutan, taman nasional, taman kota, taman buah dan taman-taman yang lain. Di laut lepas pantai, ekosistem yang mampu menyerap CO2 adalah terumbu karang. Kita mengenal terumbu karang sebagai tempat tumbuh milyaran binatang koral yang berwarna warni, dan menjadi tontonan di televisi.
     
    Ada sejenis koral berupa batu kapur dan tumbuh di tempat dangkal di laut. Mereka memiliki kerangka tubuh dari kapur yang letaknya bukan di dalam tubuh, tapi di luarnya. Kalau binatang itu mati tua, kerangkanya tetap bertengger sebagai batu karang di dasar laut. Anak-anak mereka tumbuh di atas kerangka koral nenek moyang ini. Berabad-abad lamanya, pembentukan batu karang itu berjalan sampai ada yang muncul di atas permukaan laut dan membentuk pulau karang.
     
    Koral pembentuk batu karang itu disebut terumbu karang, berkumpul dengan ganggang hijau bersel tunggal yang luar biasa renik dan banyaknya. Ukuran tiap sel hanya 10 mikron, itu sekecil 0,0010 mili meter dan setiap cm persegi permukaan tubuh koral bisa dihuni oleh 1,5 juta sel serenik itu.
     
    Koral itu sendiri hidup dari zooplankton yang mereka tangkap dengan tentakel, tapi mereka juga memanfaatkan hasil fotosintesis berupa karbohidrat energi yang dikumpulkan oleh para ganggang renik teman hidup piaraannya itu. Oksigen yang dilepaskannya dipakai untuk bernapas di dasar laut.
     
    Kumpulan ganggang dalam tubuh koral inilah yang memerlukan CO2 untuk proses potosintesisnya, dan mampu menyerap timbunan CO2 di atmosfir di atas laut itu, sehingga udara lingkungan hidup kita menjadi bersih. Maka sudah semestinya kita memelihara terumbu karang penyerap CO2 itu sebagai ekosistem laut teman hidup manusia di muka bumi ini. Pengerukan pasir laut adalah salah satu aktivitas perusakan ekosistem laut termasuk terumbu karang. "Manusia tidak akan mempunyai masa depan kecuali bila alam dan sumber daya alam dilestarikan," ujarnya. (spn)
    Kolom netizen

    Buka kolom netizen

    Lentera Islam


    Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al Baqarah: 153)

    Berita Terbaru

    lingkungan

    +