"Di Desa Kalangsari tidak ada pemotongan BLT (Bantuan Langsung Tunai), sebanyak 953 KK (Kepala Keluarga) peserta BLT membawa pulang utuh uang BLT Rp 200 ribu. Sedangkan sebanyak 3.181 non BLT tidak mendapat uang hibah apapun dan mereka pun tidak menuntut," kata Kaur Kesra Desa Kalangsari, Ai Ahiro, kepada RAKA, Rabu (13/5) siang di tempat kerjanya.
Beda dengan desa lain, warga non BLT di desa ini tidak minta dibagi uang BLT, karena jika kalkulasikan non BLT cuma uang kurang dari Rp 7 ribu. Pembagian BLT tanpa pemerataan ini berdasarkan hasil musyawarah sesama warga, mengingat peserta BLT menginginkan supaya mereka mendapat uang utuh. Bahkan, diantaranya akan mengancam pihak desa jika uang mereka dipotong.
Kata Ao, seminggu sebelum BLT cair, pihaknya telah mengantisipasi dan menjelaskan kepada warga non BLT bahwa pada pembagian BLT bulan ini tidak ada pemotongan. Alhasil, hingga hari pencairan tiba, tidak ada gejolak sosial mengenai BLT, yang non BLT legowo tidak kebagian duit pemerintah tersebut. "Kalau dipotong Rp 50 ribu, non BLT hanya akan dapat Rp 7 ribu," tukasnya.
Dia bersama kepala dusun telah melakukan sosialisasi langsung ke masyarakat mengenai BLT yang tidak akan dibagi rata. Bahkan Ao tidak menginginkan ada pengaduan dari satu warga pun yang tidak punya kartu BLT untuk memperoleh uang BLT. "Tiap RT dan dusun menyatakan menjamin situasi kondusif, meski non BLT tidak dibagi uang BLT. Dan memang hasilnya kondusif," ucapnya. (spn)