"Mudah-mudahan pengalaman 'try out' kabupaten dan provinsi kemarin, juga pra UN nanti akan lebih meningkatkan semua sekolah untuk mengatasi kelemahannya, karena hasil 'try out' kemarin banyak siswa yang tidak lulus. Dengan begitu, kami sudah beritikad agar presentasinya lebih kecil yang tidak lulus. Memang tantangannya berat, tapi tantangan yang paling berat yaitu minat belajar siswa masih rendah," kata Ketua MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) Komisariat Rengasdengklok juga sebagai Kepsek SMPN 1 Rengasdengklok, Cucu Cuaca, kepada RAKA, kemarin.
Saat ini, akunya, masing-masing sekolah kembali membahas soal dan frekwensi bimbel (bimbingan belajar) diperketat. Juga KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) kelas tiga agar lebih efektif dan bimbel diarahkan pada pembahasan soal 'try out' lagi. "Pasti, ada kekhawatiran presentasi kelulusan nanti, tapi diharapkan pada UN nanti siswa kelas tiga presentasi kelulusannya meningkat. Makanya, kekhawatiran itu disikapi rekan kepsek dan guru mata pelajaan untuk mengefektifitaskan lagi bimbel dan belajar kelompok, mudah-mudahan kekhawatiran itu bisa diatasi," ungkapnya.
Jadi, guru sudah berupaya, tapi memang masih banyak siswa yang tidak mengikuti bimbel. Kata Cucu, ini mengindikasikan minat belajar siswa tidak tinggi. Banyak diantara siswa yang tidak belajar dirumah, padahal mereka akan hadapi UN, mereka baru akan melakukan belajar pada saat ujian. Dia menceritakan, sekolahnya telah banyak membantu siswa yang tidak mampu dan diberi biaya harian oleh sekolah. "Tidak ada alasan bagi anak usia sekolah untuk tidak sekolah. Dan sekolah benar-benar mengangkat pendidikan," kata Cucu. (spn)