BATUJAYA, RAKA - SMAN 1 Batujaya gelar konser amal, Sabtu (7/3). Acara ini kembali mengenang bencana banjir akibat luapan Sungai Citarum yang telah merendam ribuan pemukiman di Kecamatan Batujaya, Tirtajaya, Cibuaya dan Jayakerta, termasuk sekolah ini.
Acara ini dimeriahkan pentas musik dan pemberian 10 beasiswa bagi siswa tidak mampu dan yang berprestasi langsung dari Indosat, termasuk pengobatan gratis bagi masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. "Kegiatan ini untuk mengenang musibah banjir, kami harap cukup dua kali banjir, jangan pernah terjadi lagi," kata Wakasek Kesiswaan, Asep Saepudin didampingi Wakasek Humas Tata Sukarta, S.Pd, disela acara.
Sebanyak 10 band sekolah ditampilkan, juga 'break dance' dan organ tunggal, semuanya dari siswa.Acara ini sengaja digelar mengingat sebelumnya tanah sekolah masih berlumpur. Selain itu beberapa minggu kemarin kelas 3 telah melaksanakan 'try out'. Acara ini pun bertujuan untuk 'refreshing' dan menekan beban psikoligis siswa yang akan mengikuti UN pada April 2009 mendatang.
Selain Indosat, acara ini didukung Kalbe Farma dan Radio Detik 102 FM Rengasdengklok. Diketahui, banjir terakhir akibat luapan Sungai Citarum 15 Januari 2009 lalu telah menenggelamkan SMAN 1 Batujaya setinggi 2 meter lebih. Pada acara yang bertema banjir ini pun diperlihatkan beberapa sisa-sisa rongsokan alat elektronik, perabot rumah tangga dan sepeda motor yang rusak akibat terendam banjir.
Diceritakan Tata, musibah banjir kemarin membuat semua pihak lelah dan hampir memutuskan semangat. Meski demikian, musibah yang telah dilalui ini menyiratkan pengalaman dan kewaspadaan masyarakat yang cukup tinggi. Apalagi sudah diketahui nyata, Sungai Citarum di Kabupaten Karawang ini rawan jebol. "Kenangan musibah ini disalurkan melalui seni, bahkan tema acara ini mengenai bencana alam," jelasnya.
Kepala SMAN 1 Batujaya, Nasar meminta, supaya pemerintah benar-benar menangani tanggul Sungai Citarum agara tidak kembali jebol. Diakuinya, kerugian akibat banjir Januria 2009 lalu sekitar 360 juta. Kerugian banjir tahun ini lebih besar dibanding tahun 2007 lalu sebesar Rp 264 juta. Dua musibah banjir serupa yang menenggelamkan SMA ini merupakan yang paling parah. "Saya harap, tanggul Sungai Citarum harus benar-benar diperbaiki, kita semua tahu yang jadi masalahnya adalah tanggul itu, kalau jebol lagi percuma saja jika pemerintah terus menganggarkan pembangunan dan fasilitas sekolah," jelasnya.
Ketua Komite SMAN 1 Batuajaya, H. Wardi mengaku, SMAN 1 Batujaya belum pernah menerima bantuan. Banjir akibat luapan Sungai Citarum ini, selain merendam ribuan pemikiman juga menenggelamkan semua gedung sekolah dan merusak meja-kursi kelas termasuk fasilitas kantor. "Saya harap pada pemerintah untuk membantu fasilitas mebeler," ujarnya. (spn)