RENGASDENGKLOK, RAKA - Warga Kecamatan Batujaya, Jayakerta dan Tirtajaya meminta pemerintah untuk memperbaiki tanggul Sungai Citarum di Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Kecamatan Batujaya dipermanenkan, supaya kuat dan kokoh, mengingat perbaikan batuan beronjong tahun 2007 lalu tidak mampu menahan debit air sungai ini, sehingga jebol dan merugikan semua masyarakat.
Hasil pantauan RAKA sepekan ini, beberapa warga mengungkapkan, perencanaan pemerintah menambal tanggul Sungai Citarum tahun 2007 lalu, asal-asalan, tidak diberikan pada CV atau pemborong yang profesional dalam bidang pembuatan tanggul. Pelaksana pembangunan tanggul Citarum tahun 2007 lalu, tidak mengukur tekanan air jika sungai meluap. Beronjong yang dipasang sama sekali tidak bermanfaat.
"Ujung-ujungnya sekarang pemerintah memperbaiki lagi untuk tanggul yang jebol itu, berapa miliar lagi dana yang harus ditanggung. Ini jelas pemborosan, juga sangat mengecewakan rakyat, karena pekerjaan kemarin merupakan petaka besar," kata warga Medang Asem, Kecamatan Jayakerta, Utomo (45), kepada RAKA, Minggu (1/2) siang.
Dia termasuk warga yang rumahnya terancam luapan Sungai Citarum. Menurutnya, pelaksana pembangunan tanggul Sungai Citarum sama sekali tidak memiliki perhitungan matang. Akibat dari kecerobohannya itu, harta benda masyarakat termasuk nyawa menjadi taruhannya. Dan jika dihitung-hitung, tidak sedikit kerugian yang dialami masyarakat yang diterjang banjir Citarum kemarin.
Supaya tidak terulang lagi, lanjutnya, jika tanggul itu akan diperbaiki kembali, proyek ini jangan diberikan kepada sembarang 'pemborong', harus yang benar-benar ahli dalam membuat tanggul yang kokoh. "Percuma dong, anggaran Rp 1,2 miliar terbuang sia-sia, bukannya manfaat, tapi malah jadi petaka. Saya harap, untuk pembangunan tanggul Citarum jangan hanya mementingkan keuntungan doang, tapi pikirkanlah akibat yang akan terjadi jika pada pelaksanaannya ceroboh. Bupati tolong untuk perbaikan tanggul ini dimonitor terus, agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ungkapnya.
Kejadian dua kali jebolnya Citarum dalam dua tahun terakhir ini membuat semua warga Batujaya trauma, masih terbayang dalam benak mereka luapan air Citarum yang telah menghancurkan harta benda. Seperti diungkapkan warga Dusun Tangkil, Desa Kuta Ampel, Ahmad (34), jebolnya tanggul Citarum ini akibat beronjong yang tak kuat menahan debit air Sungai Citarum yang meluap. Selain itu, galian tanah yang pernah dilakukan pada saat pembuatan beronjong ini tahun 2007 lalu, menjadi salah satu penyebab tanggul jebol kembali. "Dengan adanya kubangan air dibawah beronjong, tekanan air jadi besar. Tentunya, beronjong ini tak kuat lagi menahan luapan air dan jebol," ucapnya. (spn)