JAYAKERTA, RAKA - Hujan lebat yang turun dalam sepekan ini menjadikan ratusan hektar areal pesawahan di Kecamatan Pedes dan Cibuaya terendam banjir. Seperti di Desa Dongkal, Kecamatan Pedes, banjir ini disebabkan karena meluapnya Sungai Cisoga yang melimpah ka areal sawah.
Diperkirakan banjir tersebut tidak segera surut, karena Sungai Cisoga sudah dangkal, sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang terus turun hampir setiap hari. Kondisi tersebut mengakibatkan sekitar ratusan hektar areal sawah yang sebelumnya telah ditanami padi terancam gagal. Hampir setiap musim hujan, areal pesawahan di dua kecamatan tersebut selalu terendam banjir.
"Selama musim tanam ini setidaknya sudah dua kali tanam, namun semuanya gagal karena terendam banjir. Sedangkan sebagian lainnya masih dalam tahap pengolahan lahan. Kalau banjir tidak segera surut, tanaman yang kedua ini juga akan gagal," ungkap salah satu petani Pedes, Ujang (30), kepada RAKA, Rabu (4/2) siang.
Di Kecamatan Pedes, persawahan yang terendam banjir meliputi semua desa, tapi beruntung banjir tidak menggenangi pemukiman setempat, kecuali beberapa rumah di Desa Dongkal yang lokasinya tidak jauh dengan Sungai Cisoga. Selain itu hampir semua lahan sawah di kecamatan lain pun terendam banjir, seperti Kecamatan Cilebar, Kecamatan Rengasdengklok, Kecamatan Kutawaluya, Kecamatan Jayakerta, Kecamatan Tirtajaya dan kecamatan lainnya.
Sementara itu, di Kecamatan Jayakerta, pada masa tanam ini sekitar 100 hektar sawah terendam banjir hujan. Terutama di desa-desa yang berdekatan dengan saluran Bembang yang meluap, diantaranya Desa Jayakerta, Medang Asem, Ciptamarga dan Desa Kampung Sawah. "Saat ini bibit sudah berumur 15-20 hari, kuat meski direndam air 1-2 hari, tapi jika dibawah umur itu diperkirakan petani akan tanam bibit dua kali," kata Camat Jayakerta, Drs. H. Hamdani. "Selain sawah, puluhan rumah di Kampung Kepuh di Desa Medang Asem terendam dengan ketinggian air dibawah lutut orang dewasa," katanya. (spn)