Warga Dusun Kalijaya II, yang telah siaga banjir.
RENGASDENGKLOK, RAKA - Warga Dusun Kalijaya II, Desa Rengasdengklok Utara menganggap selama ini pemerintah kecamatan dan kabupaten tidak becus membangun saluran air pembuang, karena pemukiman mereka selalu terendam banjir hampir setiap tahun, setiap musim hujan.
Seperti dikatakan, Aan (34) warga RT 07/10, Desa Rengasdengklok Utara, sejaka musim hujan ini keluarga dan tetangganya se-RT sudah dua minggu mengungsi ke jalan raya, tapi sempat kembali ke rumahnya setelah air surut. Namun, setelah banjir dihujani semalaman, akhirnya mereka kembali lagi ke tenda pengungsian. "Saya ingin ada yang mengurus banjir di sini, ini harus orang-orang kabupaten atau pusat (pemerintah kabupaten dan pemerintah pusat, red), karena selama ini orang-orang kecamatan tidak bisa membangun saluran air," ujarnya.
Diakuinya, sudah menahun rumahnya kebanjiran, tapi tidak pernah ada yang peduli atau mempebaiki saluran air pembuang, supaya rumah dia dan tetangganya tidak lagi kembanjiran. "Air yang membanjiri pemukiman di dusun ini datang kiriman dari Dusun Bojong, Desa Rengasdengklok Selatan juga dari Desa Kertasari. Air tidak bisa mengalir dan tertahan di sini," jelasnya.
Hal senada dikatakan tetangganya, Karna (30), tertahannya air di dusun ini diantaranya akibat pabrik kerupuk, beberapa pabrik kerupuk yang dibangun permenen ini menyumbat laju air ke tempat yang lebih rendah. "Pertama, memang tidak ada saluran air, kedua akibat bangunan pabrik kerupuk yang mengelilingi rumah warga," tukasnya.
Lebih lanjut Karna menyatakan, banjir di kampungnya ini akan bertambah tinggi jika hujan lebat terus mengguyur. Hal ini dikatakannya mengingat kampung halamannya ini tidak memiliki saluran pembuang yang layak. Sejak beberapa hari ini, puluhan warga sudah mengangkut dan memindahkan barang-barang rumah ke tenda pengungsian. Sebagian lagi masih bertahan di rumah masing-masing dan mereka pun akan menyusul pindah setelah air meninggi. (spn)