Petugas fogging di saat melakukan pengasapan di Dusun Warudoyong.
RENGASDENGKLOK, RAKA - Hingga awal Februari 2009, Dinas Kesehatan Karawang mencatat sebanyak 127 penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) se-Kabupaten Karawang, tiga diantaranya meninggal dunia, termasuk warga Dusun Warodoyong Selatan, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok.
Untuk mengatisipasi mewabah DBD ini, anggota DPRD Fraksi Golkar Kabupaten Karawang, H. Deni Nuryadi, SH, melakukan fogging di Dusun Blokraton, Desa Rengasdengklok Selatan, Jumat (6/2) siang. Dusun ini telah dinyatakan daerah endemik demam berdarah, menyusul beberapa diantara warganya Rengasdengklok menderita DBD beberapa bulan lalu.
Fogging ini dilakukan Jumat pagi hingga siang, hanya diselang Sholat Jumat. Diketahui, di Desa Rengasdengklok Selatan ini tercatat 5 kasus DBD selama tiga bulan terakhir, satu diantaranya meninggal dunia, yaitu warga Dusun Warudoyong Selatan. Dan tindakan fogging ini dimaksudkan untuk memutuskan mata rantai penyebaran DBD di lingkungan yang dinyatakan endemik atau daerah yang sudah pernah terjadi kasus DBD. "Tindakan untuk pencegahan terhadap DBD, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah dengan 3M yakni, menutup,menguras, mengubur barang bekas," terangnya.
Diketahui, penderita DBD di Dusun Blokraton bernama Suhadi (18) dan dia sudah dinyatakan sehat setelah dirawat di RSUD Karawang bulan lalu. Pada fogging yang dilakukan Deni kemarin, telah mengerahkan tiga mesin fogging yang dipinjam dari Dinas Kesehatan Karawang, sedangkan biaya operasional ditanggung Deni Nuryadi. Fogging ini menyemprot sebanyak 7 RT di Dusun Blokraton.
Kata Deni, harusnya setiap Puskesmas Pusat di 30 kecamatan se-Kabupaten Karawang memiliki alat fogging. Jika ada penderita DBD, tidak perlu lagi mengajukan fogging ke Dinas Kesehatan Karawang, melainkan bisa mempercepat fogging untuk mencegah warga lainnya terjangkit. "Jadi penangannya tidak lambat, jika ada penderita positif DBD bisa langsung dilakukan fogging. Mudahan-mudahan di APBD Karawang tahun 2009 ini dianggarakan untuk pembelian alat fooging yang nantinya disimpan di setiap Puskesmas kcamatan," ucapnya.
Diakuinya, sebagai wakil rakyat Karawang, dia sangat menegaskan 3M karena fogging hanya bersifat prefentif. Dan fogging yang dilakukannya ini merupakan bentuk kepeduliannya dalam merespon aspirasi masyarakat. Diantaranya, menerima aspirasi, kemudian mengusulkan dan menindak lanjuti kondisi masyarakat. Apalagi, kata Deni, kesehatan ini termasuk program yang digembar-gemborkan pemerintah.
Saat ini, lanjutnya, curah hujan sangat tinggi dan sangat rawan terjadi wabah DBD. "Apabila curah hujan tinggi, kita tidak bisa laksanakan fogging, tapi kita selalu minta data-data kepada desa dan Puskesmas setempat mengenai penderita DBD. Dan ternyata di Dusun Blokraton selalu ada warga kena wabah DBD," ujarnya. (spn)