Warga setempat melintasi pemukiman pakai batang pohon pisang.
RENGASDENGKLOK, RAKA - Banjir yang menggenangi puluhan rumah di Dusun Sinar Sari, Desa Kalangsari, Kecamatan Rengasdengklok tidak akan cepat surut sebulan, karena air di dusun ini mengantung di tanah bekas rawa. Dan ini diperparah lagi mengingat tidak ada saluran pembuang.
Banjir sisa luapan Sungai Citarum yang jebol di Dusun Kaceot, Kelurahan Tunggakjati, Kecamatan Karawang Barat ini, kini mempersulit warga setempat untuk beraktivitas. Jalan lingkungan terputus dan rumah-rumah yang berdekatan dengan tanah bekas rawa itu terendam hingga perabotan rumah jadi lapuk.
Kepala Desa Kalangsari, Aan Heryanto mengatakan, kepada RAKA, kemarin, satu cara untuk mengeringkan banjir ini hanya dipompa pakai mesin pompa, tapi mesin tersebut tidak dimiliki desa, sehingga pihak desa kesulitan jika harus menyewa mesin tersebut dengan biaya yang cukup mahal. Meski pada banjir tahun 2008 pernah meminta mesin pompa pada Pemda Karawang, tapi hingga kini belum direalisasikan.
Warga setempat mengaku, banjir yang menggenangi pemukiman mereka memang kerap terjadi di setiap musim hujan dan merendam rumah hingga 40 cm. "Jika musim hujan telah berlalu, saya akan memompa air ini ke Sungai Citarum. Dan saya butuh dukungan dari semua pihak, terutama Pemda Karawang untuk biaya operasional," katanya.
Banjir ini serupa dengan banjir Februari 2008 lalu, sejumlah pemukiman di Dusun Sinar Sari terendam akibat air hujan yang mengantung. Meski pihak desa telah berupaya mencari celah-celah saluran air, sepertinya tidak air tersebut tidak bisa dibuang, kecuali harus menggali jalan raya dan membuat saluran air yang melintas. Tentu, itu memakan biaya yang sangat mahal. "Untuk sementara ini, kami menyedot air banjir dan dibuang ke Sungai Citarum, tidak ada lagi cara yang lain," ujarnya. (spn)