RENGASDENGKLOK, RAKA - Para pengungsi banjir di Dusun Kalijaya I dan Dusun Kalijaya II, Desa Rengasdengklok Utara dan di Dusun Krajan A Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok memilih bertahan dalam tenda-tenda pengungsian meski banjir tampak surut, mengingat banjir yang merendam ratusan rumah di dua desa itu cenderung naik-turun.
Banjir yang dianggap warga setempat sebagai parcel tahunan ini terjadi akibat tidak ada saluran-saluran air pembuang. Kampung di perbatasan dua desa itu diketahui bekas saluran air atau yang sering disebut-sebut 'kali mati' atau saluran sungai yang sudah tidak digunakan dan berlangsung bertahun-tahun lamanya. Seiring waktu, tumbuh pemukiman dan hampir menutupi lahan tersebut.
Kendati demikian, beberapa warga pun mengklaim banjir terjadi akibat berdirinya pabrik-pabrik kerupuk di sekitar tiga dusun tersebut, karena di lahan pabrik itu sebelumnya ada saluran-saluran air pembuang yang kini tertutup. Meski begitu, warga tidak terlalu mempersoalkan saluran air pembuang yang tertutup pabrik kerupuk, karena memang sebelumnya pun pemukiman di tiga dusun ini selalu kebanjiran, hanya saja banjirnya tidak separah sekarang.
Meski air banjir di tiga dusun itu tampak naik-turun, ketinggian air di dalam kampung tersebut masih setinggi selutut hingga sedada orang dewasa. Surutnya air hanya terbilang sedikit dibanding air naik akibat guyuran hujan. Di dalam tenda pengungsian, beberapa warga tampak lusuh dan merasakan ketidaknyamanan mereka selama musim hujan ini, pasalnya setiap musim hujan mereka harus tidur di luar rumah mereka yang hangat dan harus rela kedinginan dalam tenda-tenda pengungsian.
Beberapa warga setempat menyatakan, banjir tahunan ini memang sudah sangat meresahkan, pasalnya pihak pemerintah belum juga mengabulkan keinginan warga untuk membangun saluran air pembuang, agar air hujan yang menggenangi rumah mereka tidak mengantung. "Banjir ini selalu terjadi sudah bertahun-tahun, tapi pemerintah belum membangun saluran air pembuang supaya air hujan tidak terlalu lama merendam rumah-rumah," kata warga Kalijaya II, Aan (41) pada RAKA, kemarin. (spn)