RENGASDENGKLOK, RAKA - Akibat hujan deras yang mengguyur semalaman, 1.599 Kepala Keluarga (KK) atau 5000 jiwa di Desa Rengasdengklok Utara kebanjiran, rata-rata ketinggian air sekitar 30-50 cm. Banjir ini disinyalir akibat gorong-gorong yang sempit di Desa Dewisari.
Kaur Kesra Rengasdengklok Utara Zaenal Arifin menjelaskan kepada RAKA, Senin (2/2) siang di ruang kerjanya, meski saluran sekunder sudah dikeruk dari Desa Rengasdengklok Utara, Kertasari dan Dewisari, tapi air terhambat di gorong-gorong sipon tersebut. Imbasnya air tidak mengalir lancar, melainkan tersumbat di dua gorong-gorong yang diameternya terbilang sempit.
Kata Zaenal, akibat banjir ini pemukiman di Dusun Jati terendam sekitar 30-50 cm, Dusun Kalijaya I dan Kalijaya II termasuk Cikangkung Barat I terendam 50-70 cm. Untuk sementara ini, warga Kalijaya I dan Kalijaya II sudah pindah ke tenda pengungsian yang sudah disediakan pemerintah. Sedangkan warga Jati dan Cikangkung Barat masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing, karena diperkirakan air akan cepat surut. Beda dengan Kalijaya yang mengantung, karena pemukiman tersebut berada di dataran rendah.
"Jika kita mengacu pada tahun lalu yang juga terjad banjir, di bulan ini akan terjadi banjir besar pula dan akan menenggelamkan Desa Rengasdengklok Utara. Kita memang masih berbicara pada saluran, dan dua minggu lalu sudah ada penggalian pakai alat beko, tapi banjir tetap saja terjadi. Ini juga disebabkan saluran Bembang yang menerima air dari gorong-gorong sipon sudah menyempit juga, sehingga airnya mandeg dan membanjiri Rengasdengklok," ujarnya.
Desa Kertasari Tak Luput dari Banjir
Sementara itu, di Desa Kertasari, sejumlah 164 jiwa atau 45 rumah di Dusun Krajan A, RT 05/02, terendam hingga ketinggian air sepinggang orang dewasa, warga tersebut sudah mengungsi ke jalan raya yang lebih tinggi. Dari 3 dusun, yang parah dua dusun, yaitu Dusun Krajan A dan Dusun Krajan B. Sedangkan Dusun Tegal Asem aman, tidak kebanjiran.
Kepala Desa Kertasari, Apud Mahpudin mengatakan, banjir yang terjadi di dua dusun itu akibat tidak ada saluran pembuang, karena dua dusun itu berada di tanah yang lebih rendah. Dengan begitu, kades meminta pada pemerintah untuk membangun saluran pembuang. "Air tidak akan surut sebulan, kecuali di sedot pakai mesin pompa. Saya minta pada pemerintah untuk menyediakan mesin tersebut," ungkapnya. (spn)